Archive by Author

Our Dorm

26 Sep

Our Dorm

Genre : Horror, Friendship
Rating : PG/NC
Warning : Slight bloody scene, ghosts included
A/N  : Terus, ini fanfic ini berdasarkan kisah nyata. Well, gak semua adegan dari kisah nyata sih.. tapi intinya kira – kira begitu 🙂 Oh ya, member baru, Hwa Young belum bergabung dengan T-Ara di dalam FF ini

Baca lebih lanjut

Red is Here !!

20 Sep

sorry, belakangan ini gg update >.< *joget sorry – sorry* Baca lebih lanjut

Park Bom’s Story [SongFic]

21 Agu

No matter what happens
Even when the sky is falling down
I’ll promise you
That I’ll never let you go

~

Sinar matahari menembus kaca mozaik di gereja tersebut. Membuat bayangan berwarna – warni yang indah. Sepasang pengantin berdiri di depan altar, mengucap sumpah yang akan mengikat mereka selamanya.

“Now I pronounce you as man and wife..”

Seorang pastur tersenyum lembut kepada pasangan berbahagia di depannya. Sang istri tersenyum bahagia begitu juga suaminya.

“You may kiss your bride..”

Chu. Buket bunga yang tadi di pegang gadis itu di lempar ke belakang. Pasangan tersebut bergandengan berlari pelan untuk keluar dari gereja.

Kini pasangan itu mengendarai sebuah skuter berwarna merah menyusuri hutan di dekat di gereja tersebut. Senyum bahagia terpancar di wajah mereka. Sang gadis kini menyandarkan kepalanya di punggung hangat pria tersebut.

Sang gadis merasa kini skuternya terbang melintasi langit malam yang dihiasi oleh bulan dan bintang. Gadis itu merasa dunia hanya milik mereka berdua.

+++

Dagu gadis itu bersandar di telapak tangan gadis tersebut. Satu kali, dua kali kepalanya mengangguk dengan mata terpejam. Akhirnya gadis itu terbangun dari mimpi indahnya. Gadis itu membayangkan wajah sang pria yang—tadi di dalam mimpinya—menjadi suaminya.

You, When I fell
you held me back up with an unfaltering gaze
And You, through those sad times
held my hands till the end of the world

Gadis itu keluar dari ruangan ia berada dan mengendarai skuternya menyusuri kota. Ia berhenti di depan sebuah toko buku. Matanya terhenti pada sebuah buku resep. Ia mengambil buku resep tersebut dan membacanya sekilas dan terhenti pada halaman cara membuat cupcake hias. Setelah membayar untuk buku tersebut, gadis itu kembali menyusuri kota dengan skuter merahnya.

Kali ini, ia terhenti di depan sebuah toko yang memajang pohon natal kecil. Ia tersenyum kecil.

“Sebentar lagi natal..” gumam gadis itu.

Esoknya, gadis itu pergi ke sebuah gereja dan dengan riang melangkah menuju sebuah pintu di bagian belakang gereja tersebut. Sang gadis mengintip dari jendela yang kacanya berhiaskan mozaik indah. Di dalam ruangan tersebut seorang pria yang sedang menulis di jurnalnya.

I might be a shabby person who has never done anything for you
But today, I am singing this song just for you
Tonight, within those two eyes and a smile
I can see the pains from protecting me

Gadis itu membuka pintu kamar tersebut dan menyembulkan kepalanya. Sang pria menoleh dan tersenyum pada gadis tersebut. Gadis itu memamerkan senyum manisnya kepada pria tersebut dan melambaikan tangannya.

Pria itu menyimpan jurnalnya.

“Bom.. Bommie-ah, annyeong” sapa pria itu.
“Joonkyung-ah, annyeong !” sapa Bom dengan riang.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua duduk di depan televisi sambil memegang sebuah controller game.

“Kau tidak akan bisa menang dariku !!” ujar Bom percaya diri.
“Oh ya ?” tantang Joonkyung.

Beberapa saat kemudian..

“Yeah ! Aku menang !” teriak Joonkyung.
“Ahh.. Kau curang !” tuduh Bom sambil memukul pipi pria itu lembut.
“Huaa, aku tidak terimaaa~~~”
“Hahahaha, akui saja.. Aku memang lebih hebat darimu !”

Bom memasang tampang masam dan memukul Joonkyung pelan. Joonkyung tertawa menerima pukulan lembut yang diberikan oleh Bom.

You and I together. It’s just feels so right
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you
You and I together, don’t ever let go of my hands
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you

Kini Joonkyung dan Bom berada di teras lantai dua gereja tersebut. Pandangan Joonkyung lurus ke depan memikirkan masa depannya. Sedangkan Bom berdiri di belakang Joonkyung. Ia menatap Joonkyung yang sedang duduk di kursi rodanya dengan penuh perasaan sayang.

Joonkyung mengulurkan tangannya ke belakang. Bom juga mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Joonkyung. Bom mendorong kursi roda Joonkyung ke depan sebuah tanjakkan di lantai dua tersebut. Ia duduk di tanjakkan tersebut sambil terus menggenggam tangan Joonkyung. Bom duduk sedangkan tangan kirinya menggenggam tangan Joonkyung dan tangan kanannya merangkul Joonkyung dari belakang. Mereka saling bertukar pandang. Walaupun bibir mereka hanya tersenyum, namun mata mereka saling berbicara.

Aku mencintaimu.

Our love has changed a bit by bit just like others
But don’t be sad
Hopefully I will be someone who you can trust like an old friend
and someone you can lean onto
I promise you that I’m be right here baby

Bom tersenyum sambil membaca buku resep yang ia beli beberapa hari yang lalu. Ia menggerakkan mixer untuk mencampurkan adonan icing untuk cupcake-nya. Dengan telaten, ia menghias cupcake tersebut dengan icing berwarna – warna warni. Di salah satu cupcake tersebut yang berhias icing putih, ia menuliskan “Merry Christmas” di atas cupcake itu.

Di lain tempat. Joonkyung sedang memandang ke bawah tangga. Dengan tatapan yang sedih ia memundurkan kursi rodanya dan tersenyum miris. Ia menelan ludahnya.

“Bommie, maafkan aku..” bisik Joonkyung.

Saat ia merasa sudah cukup jauh, ia mengacu kursi rodanya dengan kecepatan penuh. Kursi rodanya kini mendekati ujung jalan. Semakin dekat ke tangga.

Dan..

Kursi roda Joonkyung terjun bebas dari atas ke bawah. Namun, Joonkyung sendiri tergeletak di tanah. Jantungnya berdegup kencang. Ia merasa menyesali tindakan yang akan ia lakukan.

“Bommie, maafkan aku..” tangis Joonkyung.

I might be a shabby person who has never done anything for you
But today, I am singing this song just for you
Tonight, within those two eyes
And smile I can see the pains from protecting me

Joonkyung masuk ke dalam kamarnya. Ia mendapati Bom sedang tertidur pulas. Dengan perlahan, ia mengambil jurnalnya dari laci dan melukis Bom yang sedang tertidur pulas. Ia tersenyum melihat wajah Bom yang sedang tidur. Segera ia mengambil pensil dan menorehkan pensil tersebut ke halaman kosong di jurnalnya.

Di dalam mimpi Bom, ia bermimpi tentang masa depannya dengan Joonkyung. Mereka hidup bahagia dan memiliki anak. Bom tersenyum karena yang ia lihat dalam mimpinya..

Joonkyung juga tersenyum melihat senyum Bom yang mengembang. Perlahan, mata Bom mengerjap dan ia terkejut melihat Joonkyung yang sedang memandanginya.

“Ah ! Dimana aku ?” tanya Bom.
“Tadi kau tertidur setelah kita bermain..” jawab Joonkyung.

Bom melihat jurnal merah di meja samping tempat tidurnya dan mengambil jurnal tersebut.

“Apa ini ?” tanya Bom.
“Eiiittss~~ jangan baca !” ujar Joonkyung sambil menarik jurnal tersebut.
“Apa siiih ?? Ada apa sih di dalam sini ??” Bom menarik jurnal tersebut dari tangan Joonkyung.

Namun Joonkyung tidak menyerah untuk mengambil jurnal tersebut.

You and I together. It’s just feels so right
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you
You and I together, don’t ever let go of my hands
even though i bid you goodbye, to me this world is just you

I close my eyes lightly whenever I feel lonely again
I no longer fear when your breath holds me
No one in the world can replace you
You are the only one in I’ll be there for you baby

Pada malam natal, Bom membawa Joonkyung sesuatu tempat. Saat sampai di tempat tersebut ia menutup mata Joonkyung. Setelah beberapa kali mengibaskan tangan di depan Joonkyung, ia yakin bahwa Joonkyung tidak bisa melihat apa – apa.

“Jangan buka matamu sampai aku bilang buka ya !” ujar Bom.

Bom menyalakan beberapa lampu dan mengambil sebuah kuas roll dengan pegangan yang panjang dan mulai mengecat dinding di depan Joonkyung.

“Ya ! Joonkyung ! Buka matamu !!” perintah Bom sambil terus mengecat.

Joonkyung membuka matanya perlahan. Ia bingung melihat Bom yang sedang mengecat sebuah dinding. Perlahan dinding tersebut menampakkan sebuah lukisan pohon natal yang besar. Salju yang turun menambah keindahan lukisan tersebut.

“Yaayy !! Merry Christmas, Joonkyung-ah !” teriak Bom sambil melompat – lompat.

Bom menyerahkan bungkusan berisi cupcake yang waktu itu ia buat kepada Joonkyung.

“Bommie-ah.. Gomawoyo..” senyum Joonkyung mengembang melihat tindakan Bom.

You and I together, It’s just feels so right
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you
You and I together, don’t ever let go my hands
Even though i bid you goodbye, to me this world is just you

Angin berhembus lembut membelai wajah Bom dan meniup rambutnya. Ia berjalan sambil memegang sebuah jurnal merah di tangannya. Sinar matahari menusuk mata Bom, namun ia tampak tidak mempedulikannya.

Bom menarik nafas dalam – dalam. Menikmati udara segar sore itu. Ia berjalan ke arah skuternya dan berdiri di samping skuter itu. Memandang sekelilingnya. Ingatannya menerawang pada kejadian beberapa bulan yang lalu. Ia memeluk jurnal tersebut.

Ia menaruh jurnal tersebut di jok skuternya dan ia duduk di bawah pohon yang telah layu di lapangan tersebut.

Angin membuka jurnal tersebut dan berhenti pada halaman yang terdapat lukisan Bom yang sedang tertidur.

Di ujung lukisan tersebut terdapat tulisan tangan Joonkyung.

“Sorry I can not protect you..”

Just you and I
Forever and ever..

~end~

Yo ! Red ~♥ is back !! XD
FF ini terinspirasi dari MV lagu You and I – nya Park Bom
*unnie kembarku XDDD* lagunya bagussss banget gilaaa~~suaranya Park Bom di situ dalem banget~~~~~~~~

Emang sih, adegan FF ini ada yang gg sesuai ama MV nya, … kalo mo lebih jelas liat MVnya aja deh !! XDDD

poster credit : me 😛

yea, emang foto editan gw gg sekaliber orang lain .. tapi, itu aku udah berusaha = = gg ada inspirasi bikin posternya XD

Hold On [I’m Sorry]

6 Agu

Saran, kalo kalian lagi baca ini, kusarankan bacanya sambil dengerin lagu f(x) – Spread It Wings. [ato Spread your Wings ? Entahlah.. Cepet ke 4shared terus ketik ‘OST God of Study] kalo gg ada silahkan dengerin lagunya Davichi yang Time Please Stop.. hehe, aku gg nyediain link donlot soalnya aku udah lama donlotnya.. Cuma saran lho~ cuz pas bikin ending part ff ini, aku dengerin tuh 2 lagu 🙂
~
Annyeong haseyo~ Choneun Han Ji-hye. Kenal aku ? Tidak ? Tentu saja kalian tidak kenal padaku. Aku kan bukan siapa – siapa. Kenapa ? Kau ingin ikut bersamaku ? Ayo~ ! Kita akan ke sebuah tempat. Sebuah tempat dimana sebuah awal yang baru mulai dan dimana sebuah akhir menutupnya.

Aku adalah pacar seorang Nickhun Horvejkul. Kalian kenal padanya ? Aku yakin kalian kenal. Dia ‘kan tampan, senyum yang menawan, kedipan matanya.. Hehehehe.. Tak heran fansnya banyak. Aku juga yakin salah satu dari kalian adalah fansnya !

Namun, aku rasa.. Aku akan berpisah dengannya. Karena sebuah rahasia yang sudah kukubur dalam – dalam. Karena rahasia tersebut mulai muncul ke permukaan, aku terpaksa mengakhirinya. Aku tahu, rahasia ini akan memisahkanku darinya suatu hari nanti. Namun tak kusangka akan secepat ini.

+++

Aroma kopi yang hangat memenuhi paru – paruku. Betapa aku menyukai wanginya. Hari ini adalah hari ke 100 kami. Hari dimana semua akan berakhir.

“Mianhae..” bisikku sambil menarik kursi di depannya.
“Kau menyadariku ?” tanyanya heran.
“Bagaimana aku bisa melupakan senyum oppa ?”senyumnya mengembang.
“Kau mau makan ?” tanyanya.
“Ne, tunggu oppa.. Aku akan pesan dulu..”

Setelah memesan makanan, selama sepersekian detik, aku merasakan tatapan mata hangatnya tertuju padaku. TIDAK ! Jangan tatap aku seperti itu, Oppa !

“Maaf, oppa.. Aku terlambat.. Dosenku rese..” keluhku.

Ia menggenggam jari – jariku. Tangan besarnya menjalarkan kehangatan. Kehangatan itu menyebar ke seluruh tubuhku. Aku akan merindukan kehangatan ini.

“Kau kedinginan ?” tanyanya khawatir.

Dengan cepat aku menarik tanganku dari genggamannya.

“Aniyo, oppa..” elakku.
“Tanganmu dingin..” Ia melepaskan sarung tangannya.
“Oppa.. Nanti oppa kedinginan. Jika oppa sakit fans oppa akan khawatir..” ujarku.

Ia menarik pergelanganku dengan lembut. Memasangkan kedua sarung tangannya padaku. Aku bisa merasakan pipiku merona.

“Aku baik – baik saja.. Itu makananmu sudah datang”

Sepotong Opera Cake tersaji di depan kami. Aku meminta satu garpu tambahan pada sang pelayan.

“Kau akan memakan dengan dua garpu ?” tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya.
“Untuk oppa satu, aku satu !”

Kami berbagi Opera Cake. Aku menyukai rasa manisnya. Matanya tidak lepas dariku. Oppa.. Jangan membuat hal makin sulit bagiku..

“Kau alergi coklat ?” tanyanya.
“Ani, aku tidak alergi..”
“Mengapa wajahmu makin pucat ?”
“.. Mung..Mungkin make up-ku, oppa..”

Aku bukan pembohong yang baik. Aku tahu itu.

“Oppa..” lirihku.
“Iya ? Kenapa ? Kau sakit ?” sahutnya.
“Aniya.. Aku rasa, ini waktunya kita.. Berpisah..”

Setelah mengatakan kalimat terakhir itu, tenggorokanku tercekat.

“Kau.. Serius ?” ucapnya agak tersendat.
“Apa aku terlihat bercanda, oppa ?!”

Ia tertunduk. Aku menggigit bibirku. Mencegah agar air mataku tidak turun. Oppa.. Jangan menangis..

“Mengapa ?” gumamnya.

Aku hanya bisa diam. Suaraku tertahan di tenggorokan. Aku berpikir. Mencari alasan yang tepat.

“Aku tak.. Aku tak tahan.. Tak tahan dengan.. Dengan skandal oppa !”
“Aku tidak ada..”

Kalimatnya terputus. Maaf, Oppa ! Aku bohong. Maaf..

“Victoria sudah punya pacar ! Semua kemesraan kami itu sandiwara !”
“Oppa ! Aku tahu, aku.. Aku harus.. Harus lebih kuat dibanding ini.. Tapi kurasa.. Aku tak tahan lagi..” ucapnya terbata – bata.
“Waeyo ?!!”
“OPPA ! Jangan membuat ini makin sulit untukku, oppa !!”

Hatiku menjerit “Oppa ! Saranghaeyo.. Saranghaeyo.. Saranghaeyo……………”

“Aku.. Ingin mengakhiri ini, oppa..” suaraku makin serak.
Airm mata mulai menuruni pipiku.
“Oppa pantas mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dari aku..”
“Aku tahu aku seharusnya lebih kuat dari ini, Oppa..” desisku.
Jika nanti, aku pergi.. Kau membenciku. Dengan begitu, air matamu tidak akan tumpah untukku.
“Mianhae.. Mianhaeyo.. Jongmal mianhae..”

Aku berdiri lalu berlari meninggalkan café tersebut. Beberapa keping kenangan merasuki otakku. Kenangan tersebut mulai berjalan. Seperti film.

[flashback]

“Jika kau merindukanku, telepon aku.. Maka.. Aku akan langsung lari ke tempatmu berada..” ujarnya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Aku mengaitkan jariku ke jarinya.

[end of flashback]

[flashback]

Saat itu hujan, aku menatap keluar jendela. Sudah satu minggu aku tidak bertemu dengannya..

“Oppa.. Aku merindukanmu..” bisikku di telepon.
Kau dimana sekarang ?
“Di.. Di rumah..”
“…” telepon terputus.

Lima belas menit kemudian, pintu rumahku di ketuk. Ia ada di depan rumahku, dengan nafas yang terengah – engah, tubuhnya basah tersiram hujan.

“Hhh.. Hhh.. Hhh.. Ak.. Aku.. Aku di.. hhh.. Di sini, Ji-hye.. Hh..”

Ia datang..
[end of flashback]

[flashback]

“Aaagghh..” erangku sambil memegangi kepalaku.

Sakit. Rasa sakitnya muncul lagi.. Rasa sakit seperti di tusuk – tusuk dari dalam.. Aku.. Aku ingin mendengar suaranya..

Yoboseyo ?
“Nickhun..”
“Jinnie..”
“…”
“…”
Jinnie, kau baik – baik saja ? Ada apa ?

Perlahan rasa sakitku mereda. Memang aneh.. Tapi itu yang kurasakan sekarang.

“Ne.. Aku baik – baik saja.. Aku ingin mendengar suaramu..”
Sungguh ? Aku merindukanmu..
“Hmm.. Kau sedang apa ?”
Baru selesai latihan..
“Oppa capek ? Maaf aku mengganggu..”
Tidak, suaramu membuatku bersemangat lagi.. Kau sedang apa ?
“Berbicara pada Oppa !”
Hahaha, sudah dulu ya, aku dipanggil manager hyung..
“Ne.. Annyeong oppa.. Saranghae~”
Naddo.. Muah..

[end of flashback]

+++

Aku duduk dengan membenamkan kepalaku di tanganku. Hari ini, Ji Yong oppa —iya, Kwon Ji Yong, GD dari Big Bang. Dia lebih tua dari aku. Ia bagaikan seorang kakak bagiku—berjanji menemaniku ke rumah sakit. Setelah pulang dari rumah sakit, aku dan Ji Yong oppa berpapasan dengan Nickhun oppa.

“Han Ji-hye, saranghae..”

Ia mengatakan hal tersebut tanpa suara. Aku bisa membaca gerakan bibirnya. Dengan cepat, aku langsung menarik kaus Ji Yong oppa dan mencium bibirnya. Aku sengaja. Agar Nickhun oppa melihatnya dan membenciku. Aku melirik ke arahnya, ia hanya tersenyum pahit.

“Ji-hye.. Nickhun masih mencintaimu..”
“Oppa.. Aku tidak bisa..”

+++

Kini aku terduduk di lorong rumah sakit. Di kepalaku hanya ada Nickhun.. Senyumnya.. Matanya.. Rambutnya.. Aroma tubuhnya.. Suaranya.. Aku tidak bisa melupakanmu..

Aku membuka kontak di telepon genggamku dan berhenti pada nama “Thai Prince”. Apa ia akan datang ketika aku meneleponnya dan mengatakan bahwa aku merindukannya ? Aku menekan tombol ‘call’ tanpa pikir panjang.

Tuut.. Tuut.. Tuut..

“Yoboseyo ? Jihye-ah ??” aku merindukan caranya memanggil namaku.
“Jinnie-ah ? Kau di sana ?”
“Ya ! Apa maksudmu ?!!!”

Aku berbisik lirih.

“Aku merindukanmu.. Aku di Seoul Hospital” lalu menekan tombol merah.

Air mataku langsung turun. Oppa, apa kau akan datang kali ini ?

+++

Lima belas menit kemudian..

“Nona Han Ji Hye” panggil seorang perawat. Aku segera menghapus air mataku.
“Iya ?”
“Anda sudah siap operasinya ?”
“Iya, saya sudah siap..”

Sepertinya Oppa tidak akan datang kali ini.. Aku memasuki ruang operasi. Aku merasakan sebuah jarum panjang menembus kulitku. Obat bius pun menyebar ke seluruh tubuhku.

+++

Aku tidak pernah tahu ia sakit. Mengapa ia menyembunyikan ini dariku ?!! Ah, sudahlah.. Tunggu aku, Jinnie-ah !

“Di mana pasien bernama Han Ji Hye ?!” tanyaku pada resepsionis.
“Nona Han sedang menempuh operasi di lantai dua..”
“Terima kasih..”

Aku berlari menaiki tangga menuju lantai dua. Butir – butir keringat menuruni pelipisku. Saat aku sampai, lampu ruang operasi telah mati.

“Dokter, bagaimana keadaan Han Ji Hye ?!” tanyaku.

“Kami telah berusaha semampu kami.. Namun, Tuhan berkehendak lain..”

Jinnie-ah..

~end~

|[ > ] f(x) – Spread it Wings
|Eating : corn
|Drinking : nothing
|Mood : Stressed out

Wahahahaha, saia berhasil dengan sukses menyelinap nge-post FF XD

Scandalicious

25 Jul

Aku hanya bisa terpaku dengan apa yang kulihat di layar televisi. Lagi – lagi ia melakukannya. Berapa kali harus kukatakan kepadanya ?! Jangan lakukan yang seperti itu lagi ! Ia milikku.

Kenapa ? Siapa aku ? Oh ya ! Aku belum mengenalkan diriku sendiri ya ? Aku, Kim Jun Su ! Pria tertampan di dunia ! Aku narsis ? Tidak, aku mengatakan yang sebenarnya ! Mau lihat fotoku ?? Sebentar ya..

Ta-dah ! Tampan bukan ?? Hehehehe..

Sudah, cukup tentangku ! Kalian penasaran kenapa aku cemburu dengan apa yang kulihat ? Idolaku lagi – lagi melakukan aksi panggung bersama penari latarnya ! Mulai dari pegangan tangan, penari latar itu menyentuh perut ratanya, membentuk tubuhnya yang sempurna, hampir menciumnya…….

Dia bukan hanya idolaku, ia pacarku ! Kalian mulai mengerti kan mengapa aku cemburu ?? Namanya ? Shin Ji Hyun. Ia adalah seorang penyanyi solo yang sedang menikmati gemerlap dunia entertainment. Ia adalah gadis yang cantik, baik, dan berbakat.

Ia selalu sibuk dengan dunia ke-artisannya namun, nilainya akademiknya tidak pernah merah. Bukan hanya menyanyi, ia juga bisa bermain piano, menari, MC, aegyo.. Masih banyak hal yang bisa dibanggakan dari Ji Hyun-ku.

Tapi, ada satu hal yang kurang aku sukai darinya. Ia selalu diharuskan skinship dengan penari latarnya oleh perusahaan agensinya. Agensi sialan. Tidakkah mereka tahu, Ji Hyun adalah milikku ?! Hmm.. Aku sudah berpacaran dengan Ji Hyun jauh sebelum ia terjun ke dalam dunia keartisan.

Sebenarnya, manager Ji Hyun tahu aku adalah pacar Ji Hyun. Namun, fansnya tidak ada yang tahu. Dan, single terbarunya, berjudul ‘Scandalicious’ menjadi hits di pasaran.

Lagu itu bercerita mengenai seorang artis yang berpacaran dengan fansnya, namun tidak ada yang tahu. Seperti ceritaku dengannya bukan ? Kami masih SMA kelas I. Namun, begini – begini aku juga berprofesi sebagai model. Dan di MV Scandalicious, aku menjadi modelnya. Aku adalah seorang artis dan ia adala fansnya. Terbalik ya ? 😛

+++

“Jagi~” ujarku manja sambil memeluknya dari belakang.
“AH !” ia terkejut.
“Hmm..” aku mengeratkan pelukanku sambil mencium rambutnya.
“Junsu, jangan disini.. Banyak orang” elaknya.
“Jagi, aku cemburu !” ungkapku sambil mengerucutkan bibirku.

Ia tertawa.

“Aku tidak pernah mencium penari latarku seperti ini..” ujar Ji Hyun.

Ia berjinjit dan mengecup bibirku singkat. Aku tersenyum puas.

“You’re mine..” bisikku.
“Yes, I’m yours..”

Setelah itu, kami berjalan berjauhan agar teman sekolah kami tidak curiga.

+++

Hari ini aku mengantarnya ke kantor agensinya. Ia melambaikan tangan kepadaku sebelum ia masuk ke dalam kantornya.

+++

Ji Hyun’s PoV

“Annyeong, Ji Hyun-sshi..” sapa managerku.
“Annyeong, manager onnie..” sapaku.
“Ji Hyun, onnie tahu ini akan berat.. Namun, dalam waktu dekat, Ham ahjusshi ingin mengeluarkan boyband baru..” jelas Manager onnie.

Apa hubungannya denganku ?

“Dan, kau pasti bingung kan, apa hubungannya denganmu ??” tanya Manager onnie.

Aku mengangguk penuh semangat.

“Ham ahjusshi ingin kau punya skandal dengan magnae boyband tersebut, agar boyband itu cepat terkenal..” sambung Manager onnie.
“Andwae, onnie..” jawabku tegas.
“Onnie juga sudah bilang.. Namun, kau tahu kan perangai Ham ahjusshi ? Kau tidak perlu khawatir, karena oppamu adalah leader boyband ini..” jelas Manager onnie.

Oppa ?

“Donghee oppa ?” tanyaku.
“Nde..” Manager onnie mengangguk.
“Yaay ! Akhirnya oppa debut juga !” sorakku.
“Ji Hyun, focus !” tegas Manager onnie.
“Eh, iya onnie.. Siapa si magnae malang itu ?” tanyaku cuek.
“Hmm.. Onnie rasa onnie punya fotonya..” ucap Onnie.

Manager onnie mengaduk – aduk tasnya. Sementara aku memikirkan Junsu. Apa Junsu akan setuju ? Aku rasa ia tidak akan pernah setuju. GARIS BAWAHI BAGIAN TIDAK SETUJU.

“Onnie, Junsu..” lirihku.
“Oh ya.. Soal Junsu..” ujar Manager onnie sambil menepuk dahinya.
“Bagaimana?” tanyaku cemas.
“Molla.. Mianhae..” ujar onnie lemas.

Aku menghela nafas. Aku membuka flip telepon genggamku dan mencari nama ‘My Dolphin’ lalu menekan tombol ‘call’.

“Yoboseyo ? Suamikuu~” panggilku manja.
Yoboseyo ? Istriikuu~~~” ia membalasku. Tak kalah manja denganku.
“..” aku terdiam. Bagaimana caranya mengatakan pada pacarmu bahwa saat ini dirimu sedang disuruh selingkuh darinya ?!
Istriku ? Kenapa kau ?” tanyanya.
“Aniyo.. Aku hanya ingin mendengar suaramu..”
Saranghae..
“Naddo..” ujarku, lalu memutuskan sambungan.

Manager onnie tersenyum penuh pengertian.

“Onnie, aku gak bisa bilang ke Junsu..” lirihku.
“Onnie ngerti kok..” ujar Manager onnie sambil mengelus kepalaku.

+++

Aku melihatnya. Ia sedang menunggu di depan apartemenku sambil memegang sebuah kotak.

“Jun.. Junsu ?” panggilku.
“Eh, kau baru pulang rupanya.. Kukira kau marah padaku..” ujarnya canggung.
“Hmm.. Untuk apa aku marah padamu ?” tanyaku.
“Sepertinya kau punya sesuatu untukku..” tambahku sambil menunjuk kotak kecil di tangannya.
“Hehehe, ayo kita makan ini bersama !” ajak Junsu.

Aku tersenyum lalu menghampirinya dan membuka pintu apartemenku. Aku tinggal sendiri sejak menjadi artis. Kata Ham ahjusshi supaya aku lebih bebas. Namun, aku kesepian walaupun Manager onnie juga tinggal bersamaku.

“Duduk dulu deh..” ujarku sambil menunjuk sofa.
“Aku bawa Apple Pie~~” pamer Junsu.
“Hahaha, ayo cepat~~! Aku ingin Apple Pie ituu~~!!”

Junsu menaruh Apple Pie yang ia bawa di meja lalu mengambil piring di dapur apartmenku.

Aku duduk lalu menatap Apple Pie yang Junsu bawa. Kami memakannya sambil bercanda.

“Junsu.. Jika nanti misalnya.. Aku disuruh membuat skandal dengan artis lain, bagaimana reaksimu ?” tanyaku hati – hati. Ia terdiam.
“Hmm, aku rasa, kita akan membicarakannya baik – baik” jawabnya santai.

Ia merangkulku. Aku menyandarkan kepalaku ke bahunya. Lalu.. Makin malam, mataku tidak bisa diajak berkompromi. Aku pun tertidur.

+++

“Ji Hyun, bangun..” panggil seseorang.
“Mmh..” erangku.

Tiba – tiba aku teringat sesuatu.

“Onnie ! Junsu mana ??” aku langsung bangun dan duduk.
“Eh ? Tenang, ia sudah pulang sejak tadi malam..” jawab onnie.
“Oh.. Hari ini aku harus ngapain aja ?” tanyaku malas.
“Skandalmu dan magnae boyband baru itu ! Karena hari ini para wartawan seluruh Seoul akan mengadakan seminar di Great Seoul Hotel..” jawab onnie.
“Aku belum memberi tahu Junsu..” lirihku. Onnie memandangku khawatir.

Dengan malas, aku menuju kamar mandi lalu bersiap – siap untuk skandal bodoh itu.

“Annyeong, Shin Ji Hyun imnida..” sapaku kepada pemuda yang ada di depanku.
“Annyeong haseyo, Choi Minho imnida..” sapa pemuda itu.

Kami diliputi keheningan. Karena baik aku dan dia tidak tahu ingin membicarakan apa. Aku melihat jam digitalku. Sebentar lagi, seminar itu akan selesai dan bisa dipastikan para wartawan itu akan lewat sini.

“Minho-sshi, kau tahu apa yang harus kita lakukan bukan ?” tanyaku was – was.
“Ne.. Mohon bantuannya..” jawabnya.

Oke, para wartawan itu mulai berpencar, kembali ke tempat mereka bekerja. Aku melepas kacamata hitamku lalu menggandeng Minho-sshi. Rasanya canggung sekali. Namun aku mencoba untuk membayangkan bahwa Minho-sshi adalah Junsu. Junsu yang sangat aku cintai.

Kami berjalan dengan santai melewati para wartawan. Seolah – olah tidak menyadari para wartawan itu ada di sana.

Minho menunduk  ke telingaku. Berpura – pura membisikkan sesuatu dengan mesra. Lalu aku pura – pura tertawa lalu memeluk lengannya.

+++

Beberapa hari kemudian, di cover sebuah majalah, tercetak dengan tulisan besar dan tebal..

SCANDALICIOUS ?

Ji Hyun and ??

Aku tersenyum pahit melihat cover majalah tersebut. Di sebuah tabloid, fotoku dan foto Minho-sshi sedang bergandengan terpampang di halaman depan.

Shin Ji Hyun and.. Who ?

Huft ! Aku harap Junsu tidak marah.

“Shin Ji Hyun.. Bisa kau jelaskan apa arti dari ini ?!” bentak Junsu saat ia masuk ke dalam apartemenku.
“Jun.. Junsu.. Kenapa tidak mengetuk pintu dulu ?!” pekikku.
“JI HYUN ! APA INI ?!!” suaranya makin meninggi. Ia menunjuk cover sebuah tabloid.

Aku terdiam tak bergeming. Aku ingin menangis.

“Junsu.. Itu..”
“Ji Hyun, jika kau tidak mencintaiku.. Kau boleh bilang langsung padaku.. Tidak seperti ini..” lirih Junsu.
“Mianhae.. Mianhae..” isakku. Kini air mata menuruni pipiku.
“Ji Hyun..” suaranya melembut.
“Mianhae..”
“Ji Hyun, mianhae.. Aku rasa.. Kita sampai di sini saja..” desah Junsu.
“Tidak ! Junsu ! Itu adalah skandal yang di sengaja !!” teriakku.

Namun terlambat. Junsu telah meninggalkanku.

“Junsu.. Kau bodoh !” isakku.

+++

Beberapa minggu setelah itu, boyband yang dinamai T.O.P langsung terkenal akibat skandal yang kubuat dengan magnae boyband tersebut. Walaupun Donghee-oppa atau yang biasa di panggil Shindong, sangat berterima kasih padaku.. Aku menyesal. Aku telah kehilangan Junsu.

Minho-sshi juga sudah berkali – kali minta maaf padaku. Aku memaafkannya.. Namun.. Tidak bisa di pungkiri, aku sedikit marah padanya. Kini public mengira aku berpacaran dengan Minho-sshi.. Kini setiap aku mendekati Junsu ia langsung pergi tanpa menatapku.

“Junsu..” lirihku.

+++

Hari ini aku mendatangi Eunhyuk, sahabat baik Junsu. Aku meminta bantuan Eunhyuk namun Eunhyuk pun tidak bisa memastikan akan berhasil. Dengan langkah gontai, aku berjalan ke taman belakang sekolah. Tempat favoritku bersama Junsu.

Namun, aku melihat sesuatu yang tidak kuinginkan di sana. Junsu. Berciuman. Dengan. Seorang. Hoobae. Lee Chunghee. Mereka berciuman sangat mesra dan lama. Mereka bahkan tidak menyadari kehadiranku.

Tanpa kusadari, air mata membentuk di ujung mataku. Aku menggigit bibirku. Shin Ji Hyun, kini Junsu bukan milikmu lagi.

Aku berlari meninggalkan halaman belakang sekolah. Apa yang bisa kuharapkan ? Hari ini aku di jemput oleh Manager onnie.

“Matamu kenapa, Ji Hyun ?” tanya Manager onnie.
“Tidak apa – apa, onnie..” jawabku dengan suara serak. Aku bkan pembohong yang baik.

Manager onnie mengelus kepalaku lembut. Aku tidak tahan lagi. Air mata kembali mengaliri pipiku.

“Onnie.. Junsu.. HAM AHJUSSHI PABO !” teriakku.
“Cup.. Cup.. Cup.. Ji Hyun, onnie punya kejutan untukmu..” ujar Manager onnie.

Maaf, Manager onnie, kini aku hanya ingin Junsu !

“Yoboseyo ?? Junsu-sshi..” sapa onnie. Manager onnie sedang menelepon Junsu.
“…”
“Ne, kamshamida, Junsu-sshi..” ujar Manager onnie mengakhiri percakapan.

Onnie tersenyum puas.

“Aih, onnie hobby-nya ama berondong…” sindirku sadistis.
“Ah, lihat saja nanti..”

+++

Aku memeluk boneka dolphin yang pernah ia berikan padaku. Lembut. Seperti kulitnya. Junsu, bogoshipo~..

[Flashback]

“Junsu.. Jika nanti kita sedang berkencan, tiba – tiba para fans mengejarku.. Apa yang akan kau lakukan ?” tanyaku.
“Hmm..”
“Junsu, jawab~~”
“Aku akan menggendongmu lalu kabur dengan taksi !”
“Sungguh ??”

Junsu mengacungkan jari kelingkingnya.

“Aku janji..”

[End]

Ia benar – benar melakukannya.

[Flashback]

“Itu Ji Hyun noona !!”

Aku dan Junsu tersentak.

“Kyaa~!!! Ji Hyun !!!”
“JI HYUN ONNIE !!”
“JI HYUN NOONA !!”

Junsu langsung menggendongku dengan gaya bridal lalu menyetop taksi. Di dalam taksi, kami tertawa sampai puas.

[End]

Junsu.. Apa kau akan melakukannya lagi ?

+++

“ONNIE !” hardikku ketika Manager Onnie menyuruhku membuat skandal.
“Ini perintah Ham Ahjusshi.. Onnie tidak bisa membantah”

Aku berdiri dan meninggalkan ruangan. Lima belas menit sebelum tampil bersama T.O.P. Lagi – lagi aku disuruh membuat skandal ! Tunggu.. Aku punya ide.

Aku memperbaiki kostumku, riasanku. Dan aku berdoa agar Junsu melihatku. Aku hanya memiliki kesempatan satu kali. Satu kali. Jika tidak berhasil, aku tamat.

“We’re the.. T.O.P !”

Waktunya aku naik.

“Yo ! It’s me Ji Hyun here !”
“It’s T.O.P !”
“The next generation is..”
“T.O.P”
“Who’s next ?!”
“T.O.P”
“It’s T-O-P.. Let’s start !”

Lagu debut mereka adalah lagu kolaborasi denganku. Kami menari dan bernyanyi bersama di atas panggung Music Bank. Dalam hati aku masih berdoa agar Junsu menontonnya.

“Saranghae..”

Kata itu mengakhiri lagu. Namun, bukannya turun dari panggung, aku merebut microphone dari tangan Shindong oppa..

“TUNGGU !”

Seluruh studio terdiam.

“Aku harus berkata yang sebenarnya” aku menggigit bibirku. Melirik ke belakang panggung. Manager Onnie menyemangatiku.

“Aku.. Aku memiliki seseorang yang berharga..”
“MINHO !”
“Bukan, bukan Minho-sshi.. Dia bukan dari kalangan artis.. Aku sangat – sangat mencintainya.. Dan aku harap ia sedang melihatku mengatakan ini.. Kim Junsu.. Hanya kau yang ada di hatiku ! Kumohon, maafkan aku ! Aku ingin kau kembali padaku !”

Para penonton berbisik – bisik riuh.

“Aku tahu ini bukan tindakan professional. Aku tahu ini tindakan egois. Tapi, aku juga memiliki keinginan.. Aku hanya gadis biasa. KIM JUNSU, SARANGHAE !”

+++

“Kau masih di vakum-kan ya ?”
“Iya..”
“Maaf, ini karena aku..”
“Selama kau ada di sampingku, aku tidak keberatan untuk vakum dari dunia entertainment !”

~end~

typos ? SORRY !! hhehehe .. mengecewakan ? aku tau TT TT

Teaser Fan Fiction by Red

3 Jul

I’m back~*waves*

Sorry blakangan ini gg ngepost ..ak lagi di rumah nenek tersayang*baca : liburan*dan, sulit skali kalo mw minjem komputer pamanku huhuhu, malangnya diriku*hug dongwoon*ini aja ngepost lewat hape~ TT TT jadi cuma bisa ngasih teaser dlu~ XDDDDD *serasa MV, non*

Oke, Chansung*chansung 2PM ?*saja
..

Runaway Princess

‘aku melihat kebawah. Ya ampun, kamarku ini di lantai dua ! Aku membuka jendela kamarku dan keluar dari kamarku dan berjalan di atap rumah, mengendap – endap seperti kucing .. Aku melewati jendela ruang tamu rumahku .. Ah ! Itu dia, ia dan orang tuaku. Mungkin mereka sedang mendiskusikan pernikahanku dengan si genit itu, Lee Donghae ! Hiih.. Aku berjalan perlahan sepanjang atap. Melompat sampai di depan jendela kamar onnie-ku, bergelayut di talang air dan akhirnya melompat ke pagar rumahku yang seperti tembok. Hup. Ta-dah, aku sampai di luar rumah !

Kurasa para sutradara di Hollywood harus menyadari bakatku.. Aku melakukan semua adegan tersebut tanpa stunt woman!’

Scandalicious

‘Apa yang akan kmau lakukan ketika kau disuruh selingkuh dari pacarmu ?’

Hold On
[Pernah aku bikin dalam versi T-Ara]

‘Skandal apa ?? Aku tidak pernah terlibat skandal apapun ..’

Mana yang mau kalian baca duluan ? Semuanya 1s, kalo yang Hold On, ada dua POV ..mungkin ada yang mau jadi cast buat hold on ? Siapa mau, komen ajah ..

Take Care of My Girlfriend

17 Jun

TAKE CARE OF MY GIRLFRIEND

Author : Red~
Genre : drama, sad, tragic, romance, friendship
Casts : Hangeng and Rae Soo
Special Guest .. *roll eyes* just read it ! .. XDD
a/N : Rae Soo~~~ FFmu jadi setelah melewati proses editing nan gejeh yang sempat tertunda akibat pemadaman lampu bergilir dari PLN .. hehe .. judulnya terinspirasi dari lagunya B2ST ‘Take Care of My Girlfriend (Say No)’ aku lagi sukaaa banget sama lagu ini [dan lagi naksir sama si pangeran Arab !! XD] .. intinya .. pas bikin ff ini aku lagi dengerin tuh lagu. *sumpah, gg nyambung banget..*

+++

Mungkin, saat kau melihat ini aku sudah tidak berada di sampingmu.. Maafkan aku karena tidak memberitahumu.. Rae Soo-ah .. Saranghae.. Aku tidak ingin menyakitimu, Rae Soo-ah.. Kau terlalu berharga untuk disakiti.. Maaf, aku bukan kekasih yang baik.. Namun, aku yakin.. Kau akan mendapatkan satu orang yang lebih baik dari aku.. Rae Soo-ah.. Saranghae.. Saranghae.. Saranghae.. Entah berapa kali kuucapkan kata itu, tetap saja tidak bisa mengungkapkan rasa sayangku padamu.. Maafkan aku.. Rae Soo-ah.. Jangan menangis untukku.. Ingat Rae Soo-ah.. Hatiku adalah milikmu.. Namun, jika kau akan memberikan hatimu untuk orang lain suatu saat nanti, aku tidak keberatan.. Karena aku tidak pantas menerima hatimu.. Berbahagialah, Rae Soo-ah..

+++

“Happy Anniversary, Sweetheart..” ujar seorang pria dengan senyum bahagia terukir jelas di wajahnya. Membuat wajahnya terlihat makin tampan.
“Waahh.. Terima kasih, Oppa !” ujar sang ‘sweetheart’  sambil memeluk pria itu.
“Aku ingin kita terus bersama..” ujar pria itu sambil menggenggam tangan gadis itu.

Gadis itu tak dapat membendung air matanya lagi. Ia memeluk pria itu.

“Kita akan selalu bersama..” ujar gadis itu di tengah – tengah tangisnya.

+++

Aku akan mengenangmu selamanya.. Aku akan ingat suaramu, matamu, senyummu, tawamu.. Aku akan ingat semua kenangan yang kita lalui bersama.. Aku tidak akan lupa.. Itu janjiku.. Kau bisa memegang janjiku, Rae Soo..

+++

“Rae Soo, kenalkan.. Ini Kim Heechul” ujar pria itu.
“Annyeong..” sapa pria yang bernama Heechul.
“Oppa, siapa ini ? Noona-nya oppa ?” tanya Rae Soo polos.
“YA ! Gadis bodoh seenaknya kau !” teriak Heechul.
“Heechul, sudah.. Jangan bertengkar dengannya..” ujar pria itu melerai mereka berdua.
“Aish, Hangeng.. Masa kau lebih membela pacarmu daripada sahabatmu ?” tuding Heechul.
“YA ! Jangan soal itu lagi, Heechul.. Kalian berdua berharga untukku..”
“Oppa, siapa dia ? Adik perempuan oppa ?” tanya Rae Soo.
“Dia ini pria, Rae Soo-ah..” ujar Hangeng.
“Kau mau bukti ?!” sengit Heechul sambil melonggarkan ikat pinggangnya.
“Kyaa~~” pekik Rae Soo sambil menutup wajahnya.
“HEECHUL !” tegur Hangeng.

Beberapa saat kemudian, Hangeng berhasil mengendalikan situasi kacau tersebut. Mereka bertiga duduk di bangku taman yang ramai akan anak – anak kecil.

“Aigoo~ aku tak menyangka seleramu seperti ini, Han..” decak Heechul.
“Apa maksudmu ?” sengit Rae Soo karena sedikit tersinggung.
“HEECHUL ! RAE SOO !” jerit Hangeng.
“Mian, oppa..” ujar Hangeng.
“Hahahaha..” tawa Heechul meledak.

Hangeng hanya bisa geleng – geleng kepala melihat tingkah dua orang yang paling ia sayangi. Ia menggenggam tangan Rae Soo erat.

“Oke, ada apa oppa membawa Heechul-sshi ?” tanya Rae Soo.
“Gadis bodoh.. Tentu saja untuk mempublikasikan hubungannya denganmu !” tukas Heechul.
“YA ! Berhenti memanggilku gadis bodoh, Heechul-sshi !” seru Rae Soo.
“Sebenarnya, aku membawa Heechul ke sini untuk mengenalkannya padamu..” jelas Hangeng sambil tersenyum dan menoleh ke Rae Soo.
“Aku rasa dua orang yang paling kusayangi harus mengenal satu sama lain..” tambah Hangeng sambil menoleh ke Heechul.
“Oppa..” panggil Rae Soo.
“Iya ?” sahut Hangeng.
“Kita tidak jadi kencan ya ?” tanya Rae Soo manja.
“Tenang, aku tidak akan lama disini.. Sebentar lagi aku harus pergi untuk menjadi MC suatu acara..” ujar Heechul.
“Heechul, ternyata kau masih menjadi MC panggilan..” ujar Hangeng.
“Tidak kok, kali ini aku menjadi Host tetap di sebuah variety show yang akan tayang hari ini juga” jawab Heechul singkat.
“Kau akan pergi sekarang ?” tanya Hangeng.
“Iya.. Sepertinya gadismu sudah tidak tahan ingin mengajakmu ke.. Ah, kau pasti tahu maksudku.. Oke, bye~!” pamit Heechul.
“YA !! Heechul, apa maksudmu tadi ?!” kali ini Hangeng yang marah.

Rae Soo tersipu malu mendengar perkataan Heechul. Akhirnya mereka berdua pergi ke sebuah café di dekat stasiun.

“Rae Soo-ah.. Apa kau pernah berpikir untuk putus dariku ?” tanya Hangeng.
“Oppa bicara apa ? Orang tuaku kan sudah menyetujui hubungan kita..” jawab Rae Soo.
“Apa kau pernah terpikir tentang itu ?” tanya Hangeng.
“Tidak. Oppa ingin berpisah dariku ya ?” lirih Rae Soo.
“Ani.. Aku hanya bertanya..” ujar Hangeng sambil menghindari tatapan mata Rae Soo.

Pikiran Hangeng mulai kalut dengan masa depan hubungan mereka. Hangeng takut bahwa rahasia besarnya akan memisahkan dirinya dengan Rae Soo. Ia menggenggam jari – jari Rae Soo erat.

“Oppa, aku punya hadiah untuk oppa..” ujar Rae Soo. Hangeng melepas genggamannya.

Rae Soo mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah kotak kecil berwarna merah muda dengan pita berwarna yang sama namun lebih pucat.

“Untuk Oppa..” ujar Rae Soo.

Hangeng mengambil kotak kecil tersebut dan membukanya perlahan.

“Oppa suka ?” tanya Rae Soo.

Hangeng terperangah melihat isi kotak kecil tersebut.

“Tapi.. Ini kan..” ujar Hangeng.
“Aku ingin oppa memilikinya, aku yakin oppa bisa menjaga itu dengan baik…” ujar Rae Soo.

Hangeng menatap cincin pemberian Rae Soo. Cincin tersebut adalah cincin peninggalan kakak laki – laki Rae Soo yang sangat ia sayangi. Rae Soo tidak pernah membiarkan sembarang orang menyentuh cincin tersebut. Dan jika Rae Soo memberikan cincin itu kepadanya, berarti Rae Soo menaruh kepercayaan penuh terhadap dirinya.

“Rae Soo..” panggil Hangeng dengan wajah tidak sanggup.
“Ssst.. Oppa, aku percaya pada oppa..”

+++

Maafkan aku.. Aku telah mengkhianatimu..

+++

“Hangeng, gadis bodoh !” teriak Heechul dari kejauhan.

Hangeng menoleh ke arah Heechul.

“Yo!” sahut Hangeng.
“Apa kalian kemarin menonton variety show-ku ?? Rating-nya langsung tinggi !” bangga Heechul.
“Selamat, ya.. Heechul-ah.. Maaf kemarin kami tidak menonton variety show-mu..” jawab Hangeng.
“Ya, aku mengerti sih.. Pasti saat variety show-ku mulai kalian sedang sibuk di hotel..” ledek Heechul.
“YA ! Bisakah kau berhenti berbicara hal seperti itu ?? Menjijikan !” tegur Rae Soo.

Heechul dan Hangeng terdiam.

“Mianhae..” ujar Hangeng.
“Mianhae..” timpal Heechul.
“Heechul-sshi, mianhae.. Kemarin aku tidak menonton variety-mu karena aku tidak tahu jam berapa akan tayang..” ucap Rae Soo.
“Ohh..”

Hangeng, Heechul dan Rae Soo menghabiskan sore bersama di bangku taman.

+++

Ini bukan tindakan yang pantas untuk seorang kekasih, namun belakangan ini aku berpikir jika nanti aku pergi, aku akan menitipkanmu pada..

+++

“Arrgghh..” erang Hangeng sambil memegangi kepalanya.
“HANGENG !” teriak Heechul.

Dengan cekatan, Heechul langsung mengangkat Hangeng dan membaringkannya di sofa.

“Aku tidak apa – apa, Heechul-ah…” lirih Hangeng.
“Kumat lagi.. Cepat katakan, dimana obat itu ?!!!” seru Heechul.
“Di saku mantelku..” jawab Hangeng lemah.

Heechul mengambil sebuah botol kecil dari saku mantel Hangeng. Lalu ia mengambil segelas air. Setelah Hangeng meminum obatnya..

“Gadis itu sudah tahu ?” tanya Heechul.
“Tidak.. Ia tidak tahu.. Dan ia tidak akan kuberitahu..” lirih Hangeng.
“YA ! KAU BODOH !” teriak Heechul sambil memukul lengan Hangeng.
“HEY ! Aku sedang sakit !” erang Hangeng.
“Gadis itu harus tahu, Han..” ujar Heechul lembut.
“Jangan.. Kumohon.. Aku tidak ingin ia sakit hati.. Jika aku pergi nanti, maukah kau menggantikanku ?” tanya Hangeng penuh harap.
“Han.. Aku tidak bisa.. Ia terlalu mencintaimu..” ucap Heechul.
“Darimana kau tahu ?” tanya Hangeng.
“KAU INI PACAR MACAM APA ?!! Tidakkah kau lihat bagaimana cara ia berbicara denganmu ?? Caranya tersenyum untukmu ??? Caranya menatapmu ?!! YA ! HANGENG BODOH !!!!!” emosi Heechul meluap – luap.

Hangeng terperangah mendengar ucapan sahabatnya itu. Ia tersenyum lemah.

“Han, aku tahu penyakitmu tidak bisa disembuhkan.. Tapi, setidaknya.. Kau beri tahu ia..” kali ini suara Heechul melembut.
“Tidak, aku akan membuatnya membenciku..” ujar Hangeng mantap.

Namun, ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Jauh di dalam hatinya, terdapat perih yang sangat.

+++

Udara dingin malam itu menusuk – nusuk kulit Rae Soo. Walaupun begitu, ia tetap merasa nyaman. Karena di sampingnya ada Hangeng yang akan memeluknya tiap ia kedinginan.

“Waktunya pulang, Rae Soo-ah.. Kau bisa sakit..” ujar Hangeng.
“Tapi, café ini romantis sekali.. Letaknya di tepi pantai..” kelit Rae Soo.
“Kau bisa sakit jika malam – malam berada di pantai terus menerus..” ujar Hangeng.

Hangeng mengulurkan tangannya sebagai tanda mengajak Rae Soo pulang. Rae Soo hanya mengangguk dan menyambut uluran tangan Hangeng.

“Maaf ya, aku tidak bsa mengantarmu pulang dengan mobil.. Mobilku di pakai Heechul..” ujar Hangeng sambil menyodorkan helm ke Rae Soo.
“Tidak apa, oppa..” jawab Rae Soo sambil mengambil helm.

Hangeng menstarter motornya. Motor Hangeng melaju kencang di tengah kegelapan malam. Angin menerpa tubuh Rae Soo yang hanya di balut dengan summer dress yang berbahan dingin. *omg .. bahasaku TT TT*

Saat sampai di depan apartemen Rae Soo. Hangeng mengantar Rae Soo hingga ke depan apartemen Rae Soo.

“Selamat malam, Sweetheart..” bisik Hangeng.
“Selamat malam juga..” ujar Rae Soo.

Hangeng mendekatkan tubuhnya ke tubuh Rae Soo. Rae Soo sudah terpojok karena punggungnya telah bersandar pada pintu apartemennya. Rae Soo bisa merasakan nafas hangat Hangeng yang menerpa wajahnya.

Hangeng bisa melihat jelas kekhawatiran di mata Rae Soo. Rae Soo memejamkan matanya rapat – rapat. Hangeng tersenyum kecil.

“Sudah, aku pergi dulu..” ujar Hangeng setelah menjauhkan tubuhnya.

Rae Soo membuka matanya.

“I.. Iya..” jawab Rae Soo agak kecewa. Hangeng lagi – lagi tersenyum.

Hangeng mencium bibir Rae Soo. Setelah itu, Rae Soo masuk ke dalam apartemennya. Dan ciuman itu masih terasa di bibirnya.

+++

Suatu hari di apartemen Hangeng..

“Rae Soo.. Mianhae..” ujar Hangeng.
“Oppa ?” panggil Rae Soo.
“Aku rasa, aku tidak mampu melanjutkan ini semua..” ucap Hangeng.

Kata – kata yang meluncur dari bibir Hangeng terasa menampar hati Rae Soo.

“Kenapa ?” tanya Rae Soo dengan mata berkaca – kaca.
“Rae Soo, aku akan kembali ke China..” jawab Hangeng sambil menundukkan kepalanya

Mereka terdiam. Saat itu yang terdengar adalah suara jarum jam.

“Jangan bercanda, oppa..” lirih Rae Soo.

Hangeng menggenggam tangan Rae Soo, erat. Rae Soo menatap Hangeng. Di dalam mata Hangeng terdapat kesedihan yang sangat dalam hingga ia tidak mampu menyelami kesedihan itu. Air mata Rae Soo mengalir menuruni pipinya.

Hangeng menghapus sungai kecil tersebut dengan ibu jarinya. Hangeng mendekatkan wajahnya ke wajah Rae Soo. Mencium bibir Rae Soo dalam – dalam. Bibir yang sebentar lagi akan menjadi milik orang lain. Setelah melepaskan ciuman tersebut, air mata menuruni pipi Hangeng.

“Maafkan aku..” lirih Hangeng.
“Oppa, aku tidak keberatan jika kita berhubungan jarak jauh..” isak Rae Soo.
“Aku ke sana untuk menikah dengan wanita pilihan ibuku, Rae Soo-ah..”

Rae Soo terdiam.

Sementara itu Heechul yang melihat mereka dari balik dinding menggigit bibirnya. Ingin rasanya ia kesana dan menampar Hangeng lalu memberi tahu kenyataan pada Rae Soo. Namun, keberanian itu menguap melihat kondisi sahabatnya yang tak berdaya melawan penyakitnya.

“Kau telah berjuang, Hangeng..” suara Heechul sangat tipis hingga tak terdengar.

PLAKK.

“Jadi begitu ya, Oppa ?!! Oppa lebih memilih gadis yang Oppa tidak kenal daripada aku ?!!! BAIK JIKA ITU MAUMU !!” pekik Rae Soo.

Hangeng merasakan panas di pipinya. Sepanas hatinya.

“Hangeng-sshi, aku pulang dulu !” pamit Rae Soo.

Ia mengambil tasnya lalu berjalan ke arah pintu. Hangeng menatap punggung Rae Soo yang menghilang di balik pintu. Sementara itu, di balik pintu pundak Rae Soo bergetar hebat. Air mata yang sedari tadi ia tahan langsung tumpah.

“Jadi, hubungan kita selama dua tahun tidak ada artinya ??” tanya Rae Soo kepada udara di sekelilingnya yang tidak akan bisa menjawab.

“Hangeng ??” panggil Heechul.

Hangeng yang tadi menangis langsung menghapus air matanya.

“Ya ?” sahut Hangeng parau.
“Kau hebat..” ujar Heechul sambil menyodorkan teh hangat.
“Heechul, jika aku pergi nanti.. Jaga Rae Soo baik – baik..” pinta Hangeng.
“Kau bercanda ?!! Aku sebentar lagi akan menikah dengan orang lain !” bantah Heechul
“Aku tidak peduli, pokoknya jaga dia baik – baik.. Entah sebagai anak, kakak atau adik.. Aku tidak peduli.. Jaga dia” pinta Hangeng.

Heechul menganggukan kepalanya dengan berat. Sesaat kemudian, Hangeng langsung ambruk.

“HANGENG !!!!!!!!!!!!!!!!!!!” jerit Heechul.

+++

Drrt.. Drrt.. Drrt.. Drrt..

Rae Soo mengerang kecil karena tidurnya di ganggu.

‘Hangeng calling..’

“APA MAUMU ?!” pekik Rae Soo. Ia langsung menekan tombol merah dan tidur lagi.

=

“Aish, kok tidak di angkat sih ?!” sewot Heechul.

=

Drrt.. Drrt.. Drrt.. Drrt.. Drrt..

Rae Soo terdiam melihat kontak yang meneleponnya. Haruskah ia angkat ? Bukankah ia dengannya tidak ada hubungan lagi ? Batin Rae Soo berperang.

Drrt.. Drrt..

“Sekali ini saja… Yoboseyo ?”
Akhirnya kau mengangkat telepon !” sorak Heechul gembira
“Heechul ??”
Iya, cepat ! Kau ke Seoul Hospital !!” perintah Heechul.
“Apa ??”
CEPAT KEMARI !!!” teriak Heechul lalu ia langsung menutup telepon.

Rasa khawatir menyelimuti hati Rae Soo. Dengan sekejap, ia langsung mengambil long coat-nya dan berlari ke Seoul Hospital yang kebetulan tidak jauh dari apartemennya.

Sesampainya di sana, pandangan para suster tertuju padanya karena ia hanya memakai kaus kebesaran, celana pendek dan long coat. Namun, Rae Soo tidak mempedulikan tatapan para suster dan langsung menghampiri Heechul yang sedang menangis.

“Heechul !” panggil Rae Soo.

Heechul menoleh dengan matanya yang basah.

“Hangeng.. Ia telah pergi..” jawab Heechul dengan suara paraunya.
“BOHONG !!” pekik Rae Soo.

Rae Soo tidak mempedulikan panggilan Heechul terhadap dirinya. Ia hanya terus – terusan berlari, mencari dimana kamar Hangeng. Setelah berlari agak jauh, Rae Soo terhenti di depan sebuah kamar dimana Hangeng—yang dulu pernah menjadi miliknya—sedang berjuang melawan maut.

Dua buah alat di tekan ke dadanya, membuat tubuhnya melonjak. Pedih. Itu yang dirasakan Rae Soo sekarang. Rae Soo terus berdoa dari luar kamar tersebut.

“Jangan pergi Hangeng.. Kumohon..” lirih Rae Soo.

Sekali lagi alat tersebut di tekan ke dada Hangeng. Namun, garis yang lurus tidak berubah juga. Dan untuk ke tiga kalinya, alat itu di tekan ke dada Hangeng.. Garis tersebut tidak berubah.

Rae Soo merosot turun. Ia menangis. Menangisi kepergian orang yang mengisi hatinya selama dua tahun terakhir.

+++

Rae Soo masih bisa merasakan pelukan, ciuman dan belaian Hangeng. Ia masih bisa mencium wangi tubuh Hangeng. Ia masih bisa merasakan hangatnya nafas Hangeng saat mereka berciuman. Ia masih bisa..

Rae Soo rela terbang ke China untuk ikut dalam pemakaman Hangeng. Seluruh keluarga dan teman – teman Hangeng menghadiri acara tersebut. Begitu juga Heechul. Heechul merangkul Rae Soo. Menguatkan diri Rae Soo, padahal dirinya sendiri terpuruk dalam jurang kesedihan yang dalam karena kehilangan sahabatnya.

“Rae Soo-ah, sebelum ia pergi ia menitipkan ini..” ujar Heechul sambil memberikan sebuah DVD.
“Apa ini ?” tanya Rae Soo.
“Entahlah.. Aku tidak tahu” jawab Heechul.

Sepulang dari China, Rae Soo langsung memutar DVD pemberian Heechul.

“Annyeong, Rae Soo.. Sweetheart..” sapa Hangeng.

Ternyata DVD pemberian Heechul adalah video saat Hangeng masih hidup.

“Hahahaha, aku mau bilang apa lagi ya ?” ujar Hangeng sambil tertawa canggung.

Rae Soo merindukan tawa Hangeng, senyumnya dan ekspresi Hangeng saat ia kebingungan.

“Ehem.. Rae Soo-ah.. Sweetheart..” Hangeng berdehem dan tampak berpikir sedang mencari kata – kata yang tepat.

Rae Soo merindukan suara itu. Air mata kembali menuruni pipinya.

Mungkin, saat kau melihat ini aku sudah tidak berada di sampingmu.. Maafkan aku karena tidak memberitahumu.. Rae Soo-ah .. Saranghae.. Aku tidak ingin menyakitimu, Rae Soo-ah.. Kau terlalu berharga untuk disakiti.. Maaf, aku bukan kekasih yang baik.. Namun, aku yakin.. Kau akan mendapatkan satu orang yang lebih baik dari aku.. Rae Soo-ah.. Saranghae.. Saranghae.. Saranghae.. Entah berapa kali kuucapkan kata itu, tetap saja tidak bisa mengungkapkan rasa sayangku padamu.. Maafkan aku.. Rae Soo-ah.. Jangan menangis untukku.. Ingat Rae Soo-ah.. Hatiku adalah milikmu.. Namun, jika kau akan memberikan hatimu untuk orang lain suatu saat nanti, aku tidak keberatan.. Karena aku tidak pantas menerima hatimu.. Berbahagialah, Rae Soo-ah..” Hangeng menghela nafasnya yang berat.

Aku akan mengenangmu selamanya.. Aku akan ingat suaramu, matamu, senyummu, tawamu.. Aku akan ingat semua kenangan yang kita lalui bersama.. Aku tidak akan lupa.. Itu janjiku.. Kau bisa memegang janjiku, Rae Soo..” Hangeng tersenyum lembut dan membentuk tanda hati dengan kedua tangannya.

Maafkan aku.. Aku telah mengkhianatimu..” ujar Hangeng sedih. Ia memperlihatkan kalung pemberian Rae Soo ke arah kamera.

Air mata Rae Soo tumpah melihat kalung tersebut.

Ini bukan tindakan yang pantas untuk seorang kekasih, namun belakangan ini aku berpikir jika nanti aku pergi, aku akan menitipkanmu pada Heechul..” ujar Hangeng sambil mendekatkan kalung itu ke wajahnya.

Pada siapa, Han ?! Batin Rae Soo.

Rae Soo-ah, apa kau menangis ?? Jangan menangis.. Aku tidak ingin melihatmu menangis..” ujar Hangeng.

Tangisan Rae Soo semakin menjadi – jadi menonton video pemberian Hangeng.

Maaf aku tidak disana saat kau menangis..

“HANGENG !! SARANGHAE !!” teriak Rae Soo putus asa.

Maafkan aku tidak bisa menjaga kalung ini dengan baik.. Kalung ini akan kusimpan di laci meja apartemenku. Jika kau ingin mengambilnya, ambil saja.. Maafkan aku, Rae Soo-ah..

Rae Soo.. Maaf.. Maaf.. Maaf..”  di video itu Hangeng mengucapkan maaf berkali – kali hingga video itu habis.

Saranghae” ujar Hangeng di akhir video.

Rae Soo terdiam. Ia menyesal telah menampar Hangeng. Padahal Hangeng melakukan itu karena sebuah penyakit yang akan memisahkan dirinya dengan Rae Soo. Rae Soo menangis hingga ia tertidur. Rasa sakit itu tidak akan hilang.

~end~

Maaf lho ya, kalo mengecewakan *bowed*

PABOcrews ~ Chapter 2

17 Jun

Je-hoon, mianhae..

+++

Esoknya, Je-hoon datang ke sekolah dengan mata sembab dan bengkak. Sontak, kami, para PABOcrews menghampirinya.

“Je-hoon ?” panggil Eun-wook.
“Kamu kenapa ?” tanyaku.
“Nih, aku ada tisu..” ujar Hyun-gun.
“Huks..”

Kami berjalan menuju kelas dan mendengarkan cerita Je-hoon. Ternyata ayah dan ibu Je-hoon sedang bermasalah. Ternyata masalah itu sudah ada sejak 5 tahun yang lalu. Karena itu, ayah dan ibunya memilih satu jalan keluar yang benar – benar pahit.

Mendengar cerita Je-hoon, Eun-wook, Hyo-ki, Hyun-gun  meneteskan air mata. Aku ? Aku tidak terbiasa menangis di depan orang. Walaupun di depan sahabatku sendiri.

“Jadi.. Sekarang gimana papa mamamu ?” tanya Hyun-gun. Matanya masih basah.

Maklum saja jika Hyun-gun yang paling merasa khawatir.. Karena orang tuanya juga begitu dan masalah orang tuanya tidak berakhir dengan baik. Itu trauma ‘kan ?

“Aku gak tau.. Katanya nanti, adikku akan ikut mamaku pindah..” isak Je-hoon.
“Kamu gimana ?” tanya Eun-wook.
“Aku.. Ikut papaku..” ujarnya.

Aku pergi meninggalkan mereka berempat. Aku menangis di kamar mandi. Entah mengapa, sampai di kamar mandi aku langsung menangis.. Dengan mudah air mata menuruni pipiku.

“Hiks.. Hiks..” isakku ditengah kesunyian kamar mandi.
“Iihh, suara apa itu ?!” teriak seseorang dari luar.
“Hiks..” aku mencoba untuk berhenti menangis.
“Hiiy, jangan – jangan…”
“GYAA !!!”

Jiah, sepertinya itu suara kakak kelas deh.. Mungkin mereka takut karena mendengar isak tangis di kamar mandi..

+++

“Hyun.. Matamu kok bengkak ?” tanya Kyuhyun.
“Eh ? Aku.. Gak apa – apa kok..” ujarku sambil menghindari wajahnya.
“Masa ? Coba lihat dulu..” paksanya.
“Enggak !”
“Lihat doang !”

Akhirnya Kyuhyun berhasil membuatku menatapnya.

“Kamu habis nangis ?” tanyanya.
“Enggak..”
“Bohong..”
“Emang..”
“Kamu kenapa nangis ?”
“Masalah…”

Kyuhyun mengangguk mengerti. Seolah – olah ia tahu itu adalah masalah personal.

“Jika kau tidak kuat lagi.. Ceritakan padaku..”

+++

“YA ! Mengalah pada perempuan, Heechul !” maki Hyo-ki.
“Memang kau perempuan ?!” tantang Heechul.
“Tentu saja ! Kau mau bukti ?!” sengit Hyo-ki.

Lagi – lagi mereka berkelahi. Dasar anjing dan kucing. Aku melahap muffin coklat yang baru saja kubeli. Je-hoon tidak ada di kantin. Aku mencarinya hingga ke kelasnya, namun ia tidak ada di sana.

“Sungmin-ah !” panggilku.
“Ne ?”
“Kau lihat Je-hoon ?” tanyaku.
“Tadi ia menuju atap sekolah..”

Aku langsung menuju kamar mandi dan menggunakan sihir teleport karena lebih cepat dan mudah. Dan itu adalah keahlianku, karena aku masih takut tersesat di sekolah yang besar ini !

Aku melihat ia siap melompat dari atap.

“JE-HOON !” teriakku.

Ia menoleh. Aku mengayunkan tongkat sihirku ke arahnya agar ia segera mundur dari ujung atap.

“KAU BODOH !” makiku saat ia sudah ada di depanku.
“Aku.. Pikir, jika aku tidak ada.. Hidup keluargaku akan lebih baik..” lirihnya.
“BODOH !” umpatku. Aku berusaha keras menahan air mata.
“Aku.. Tidak beruntung.. Soal keluarga maupun soal cinta..”
“Tidak.. Tidak benar.. Buktinya pendekatanmu terhadap Jaejoong berhasil kan?” ujarku.
“Ia suka pada yeoja lain..”
“Kau sudah menyatakan perasaan padanya ?” tanyaku.
“Belum..”
“Kau tidak bisa memutuskan secara sepihak kan ?”
“Kemarin ia mengajakmu untuk datang kerumahnya kan ?!” sengit Je-hoon.

Bagaimana ia bisa tahu ?

“Aku melihatnya..” jawabnya. Menjawab pertanyaanku yang berkeliaran di kepalaku.
“Aku tidak akan kerumahnya.. Karena, di hari itu juga.. Aku ada acara keluarga..”
“BOHONG ! Mengapa kau tega melakukan ini ?!” teriaknya.
“Aku tidak akan datang !” bantahku.
“Mengapa kau terus mendekati Jaejoong, padahal kau tahu aku menyukainya ?!”
“AKU TIDAK MENYUKAINYA, HAN JE HOON !” bantahku.

Aku tahu, aku berbohong.. Namun.. Bohong kali ini.. Untuk membahagiakan orang, jadi tidak apa – apa kan ? Je-hoon terdiam. Ia menatap mataku yang mulai basah, mencari kebohongan di dalam mataku.

“Aku percaya padamu..”
“Jadi, jangan lakukan ini lagi ya ? Kumohon.. Kau masih memiliki kami..”

Je-hoon mengangguk pelan. Aku mengayunkan tongkat sihirku hingga kami sampai di ruang kesehatan. Ia perlu beristirahat.

+++

Aku menangis di dalam perpustakaan di antara buku – buku yang berdebu dan kusam. Lagi – lagi, Kyuhyun menangkapku sedang menangis.

“Ada apa ?” tanyanya lembut. Ia sedang memegang PSP.

Aku langsung menghapus air mataku dan langsung beranjak pergi.

+++

“YA !” teriak Heechul.
“Kenapa ?! Kau tidak suka ya ?!!” balas Hyo-ki.
“Dasar tomboy !” ujar Heechul.
“Dasar feminine !” balas Hyo-ki.

Mereka berkelahi lagi karena satu masalah sepele..

+++

“Kumohon kembalilah padaku..” pinta Dongwoon.

Ia mendorong tubuhku hingga melekat di dinding. Ia mendesakku agar segera memberinya jawaban.

“Tidak..” ujarku pelan.
“Aku masih terbayang – bayang tentangmu” bisiknya.
“Aku tidak.. Kumohon jangan ganggu aku..” pintaku.

Ia langsung meraih wajahku dan mendekatkan wajahnya dengan paksa.

“KYAA !” teriakku.

DUAK.

Dia..

“Tidakkah kau dengar penolakannya ?” ujarnya.
“Aish..” erang Dongwoon.

Dongwoon berdiri dan menatapku sinis.

“Kau akan kembali padaku” ujarnya.

+++

“Terima kasih atas bantuanmu tadi..” ujarku.
“Tidak apa – apa.. Apa karena dia kau menangis ?” tanyanya.
“Dari mana kau tahu aku menangis ?” tanyaku.
“Saat kau di perpustakaan tadi, aku melihatmu sedang duduk sendiri dengan pundak bergetar..”

Sakit rasanya jika kau ditanyai oleh seseorang yang kau suka mengapa kau menangis. Karena.. Saat itu aku menangis karenanya. Sakit rasanya jika kau telah berkata pada sahabatmu bahwa kau tidak menyukai orang yang kau sukai. Sakit rasanya saat..

“Ayolah cerita.. Mungkin aku mengerti.. Aku punya 8 noona lho !” bangganya.
“Mwo ?”
“Iya, aku tidak bohong ! Yah, walaupun bukan noona kandungku..”
“Apakah karena itu kau menjadi sangat cantik ?”
“Mungkin ? hahahha”
“Hanya sedikit masalah.. Kau tidak perlu tahu..”

+++

Setelah meyakinkan Jaejoong aku tidak apa – apa, aku berjalan ke arah kelah Heechul untuk mencari Park-bom. Saat aku membuka pintu kelasnya, tiba – itba ada yang menarikku kedalam secara paksa dan langsung mengunci pintu kelas.

“GYAA !” teriakku berusaha keluar dari ruang kelas.
“Tenang, ini aku.. Heechul..”
“Hee..chul ?? KYAA !! Dasar mesum !!” teriakku.
“YA ! YA !! YA !!! Aku ingin meminta bantuan padamu.. Tidak lebih..” ujarnya.
“Hah ?”
“Kenalkan.. Cupid in Trainee..”
“YA !! BABO !! KAU MEMBAWA CUPID DARI DUNIA SIHIR ?!” teriakku.
“Annyeong haseyo.. Choneun Eunhyuk imnida..”

Waa.. Cupid ini tampan sekali..

“Dia adalah cupid in trainee.. Kebetulan ia adalah keponakan kakeknya sepupu teman ayahnya ayah teman dari sepupunya sepupuku..”
“Haaaa ?”
“Intinya, dia harus belajar menjadi cupid !”

Tunggu.. Cupid.. Itu malaikat penembak panah cinta kan ?! Bukannya cupid in trainee harus ada objek belajar ? Tunggu..

“AKU TIDAK MAU JADI OBJEKNYA !” teriakku.
“Tidak, objekku adalah Heechul-hyung sendiri” jelasnya.
“Sungguh ?” aku lega.

Mengapa ? Karena menjadi objek belajar seorang cupid adalah hal yang sangat sulit. Kau harus berhati – hati agar cupid itu tidak menembakkan panah cinta ke orang yang salah. Saat aku SMP, aku pernah menjadi objek seorang cupid bernama Seung-ri. Percayalah.. SANGAT MEREPOTKAN. Ingin tahu ceritanya ? Singkatnya.. Satu sekolah mendadak memburuku karena Seung-ri.

“Iya, dan karena Heechul-hyung sedang jatuh cinta, membuat semuanya makin mudah..” jelas Eunhyuk.
“Siapa namja malang itu ? Hangeng ? Kau tega..” ujarku.

PLAKK.

“Aku masih normal tahu ! Seharusnya kau bertanya ‘siapa yeoja beruntung itu’!” ujar Heechul.
“Oke.. Siapa yeoja yang malang itu ?”
“Yeoja yang malang itu adalah..”

+++

Omo~ sulit kupercaya.. Tidak mungkin.. Mereka kan.. Ya ampun..

“Annyeong, Hyunnie..” sapa Eunhyuk.
“Percayalah, jangan panggil aku Hyunnie..” ujarku.
“Karena di sekolah ini ada yang namanya double Hyun..”
“Siapa itu ?”
“Aku dan Hyun-gun.. Belum lagi Kyuhyun.. dan.. Dua sunbae yang bernama Seung Hyun..”
“Aku mengerti..”
“Hahaha.. Kau tahu.. Kau adalah cupid yang menyenangkan !”
“Apa kau sedang jatuh cinta dengan seseorang ?”
“Iya, tapi.. HEY ! aku bukan objekmu ! Jangan macam – macam denganku..”
“Tidak.. Hanya saja.. Jika nanti, aku berhasil menjadi cupid.. Aku ingin kau menjadi pasangan pertamaku !” ujarnya.
“Tidak, aku sudah berjanji agar tidak menyukai orang itu lagi..”
“Wae ?”
“Sahabatku sendiri menyukai orang itu..”

~to be continued~

Special Talk Show

Je-hoon[JH] : YA ! Waktu itu aku tidak sampe ingin bunuh diri!
Hyun-bin[HB] : Gak apaa~ untuk mendramatisir ajj.. hehe..
JH : Kok bersambung ? pendek amet~?
HB : Karena next episode adalah love story antara Heechul-Hyo Ki-Eunhyuk !
Eun-wook[EW] : kok aka ma Junsu gg seberapa nongol ?
HB : SABAR ? Oke ? habis chul-hyo-hyuk, giliranmu ama Junsu !
EW : Gitu dong~ XD
Hyun-gun [HG] : terus akuu ??
HB : kamu ntar.. Hangeng-Hyun Gun-Yong hwa~
HG : Yeey~
JH : Aka ma JJ ? btw, tumben JJ gg kamu pasangin ama kamu ?
HB : gpplah kali ini aku ngalah ama istri tuanya~ gyahahahahhaha

PLAKK

HB : adowh..
JH : – – istri tua.. enak ajj..
HB : ntar, Jae-Hoon-Hyun di eps terakhir~ ! Terus special part buat kita semua .. tapi lebih focus ke aku ama Kyu~~
Park-bom [PB] : kalo kayak gini kan udah ketahuan kayak mana pairing-nya ?
Taeyeon[TY] : Kok aku gak muncul sih ??
HB : Taeng-unnie .. sabar, ntar taeng unnie jadi guru metik loh ! unnie dari dulu pengen kan jadi guru metik ?
TY : *tersenyum bahagia*
PB : Hey, kau tidak menjawab pertanyaanku ..
HB : biarlah, aku kan baik jadi kukasih cerpean .. hehe .. XDD
Eun Hyuk[EH] : ANNYEONG ! INI ADALAH DEBUTKU DI FF INI !!!
HB : sepertinya unyuk bahagia banget *dalem hati*
all casts : menatap eunhyuk dengan tatapan ih-napsu-amet

[end]

P.S.S : oh ya, di chapter sebelumnya muncul Goo Hye Sun kaaann ?? Aku salah ngasih kode talkshow, yang bener adalah ‘GHS’ bukan ‘YEH’ .. Mianhae .. *bowed*

Love Medicine

17 Mei

kalo kalian pernah baca ff ini dengan judul dan cerita yang sama namun pemainnya beda .. itu semua di karenakan penulisnya sama ^^ enjoy~



Jaejoong’s POV

[Flashback, 2 tahun yang lalu]

Hari ini aku mulai berkerja di sebuah rumah sakit internasional. Sebagai dokter ahli jantung. Beberapa minggu yang lalu aku menyerahkan hasil penelitianku mengenai penyakit jantung bawaan kepada pemilik rumah sakit tersebut. Dan karena penelitianku terbilang bagus, aku diterima sebagai dokter di sana.

Aku berdebar saat memasuki lobby rumah sakit. Para suster berlalu lalang mengantarkan obat. Pertama-tama aku harus menemukan kantor direktur rumah sakit ini. Dimana ya ?? Aku menekan tombol lift untuk menuju lantai atas. Saat pintu lift terbuka, seorang gadis berlari keluar dan menabrakku.

“Ah, maaf aku tak melihatmu !! Aku sedang buru-buru !!!” kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya.
“Tidak apa-apa, aku yang minta maaf karena berdiri di depan lift..” jawabku sambil menyambut uluran tangannya.

Tangan gadis itu dingin dan berkeringat. Rambut gadis itu bergelombang namun agak berantakan. Matanya tidak sipit, namun tidak bulat. Wajahnya pucat, namun tidak mengurangi kecantikannya.

“HEEEII !! CHUNGHEE ?!! MAU KEMANA KAMU ?!! AYO KEMBALI !!!!” teriak seorang dokter dari lorong yang menuju tangga daurat.

Gadis itu terkejut melihat dokter tersebut. Ia langsung berlari menabrak beberapa suster yang berlalu lalang. Melihat gadis itu, suster tersebut menjadi histeris dan mengejar gadis itu. Dokter yang tadi membuat gadis itu lari menghampiriku.

“Hei ! Kau pasti dokter baru itu kan ??” tanya dokter tersebut dengan nafas terengah-engah.
“Iya, aku Kim Jaejoong..” sapaku.
“Aku Lee Hyukjae.. Salam kenal. Oh ya, bisa kau bantu kami menangkap gadis itu ?” pintanya.
“Siapa dia ?” tanyaku.
“Dia dongsaengku… Sebenarnya, dia seorang pasien…..” jelas Hyukjae.
“Oh, baiklah..”

Aku dan Hyukjae berlari mengejar gadis itu. Saat kamui berhasil memojokkan gadis itu, gadis itu tiba-tiba berjongkok dan memegangi dadanya sambil merintih kesakitan.

“Argh! Sakiiit !!!!” rintih gadis itu.
“Chunghee ?!! Apa yang terjadi ?!!” tanya Hyukjae panic.
“Oppa, sakiit… hiks..” gadis itu mulai menangis.

Kami pun mendekati gadis itu. Tiba-tiba gadis itu malah tersenyum dan mendorong kami berdua dengan kuat. Heran, orang sakit kok bisa sekuat itu ??

“Daaahh~~!!!” ejek gadis itu seraya berlari lagi
“Sial, aku tertipu lagi..” umpat Hyukjae.
“Biar aku yang mengejarnya, sekarang anda panggil saja beberapa suster..” kataku.
“Baik !”

Kami pun berpencar. Aku mengejar gadis itu dan Hyukjae memanggil suster. Gadis itu gesit juga. Ia berlari kelantai dua menggunakan lift, sementara aku harus menggunakan tangga darurat. Ternyata aku mendahului lift tersebut. Saat pintu lift terbuka, dan ia keluar aku mengangkatnya sambil mencari Hyukjae.

“Kyaa~!!! Lepaskan !!!!” teriak gadis itu sambil meronta-ronta.
“Tidak !!” tolakku.
“Kyaa~~!!! TOLONG !!!!!!!!!!!!!” teriak gadis itu.
“Percuma kau minta tolong. Aku akan membawamu ke tempat Hyukjae” ujarku cuek.
“Kyaa… Sakiit~~!!” rintih gadis itu.
“Bohong saja terus..” sahutku.
“Ti.. .Tidak.. Ka..li ii..ni se..riuus.. Argh !!!” gadis itu mengerang kesakitan.

Aku menurunkan gadis itu dari gendonganku. Dia serius… Wajahnya makin pucat dan berkeringat dingin.

“Di mana kamarmu ??!” tanyaku setengah panic.
“Lantai 3, nomor 256..” jawab gadis itu.

Aku pun mengangkatnya lagi ke dalam lift dan menekan tombol 3.

“Argh !!!” rintih gadis itu.

RIntihan gadis itu sungguh menyayat hati. Aku pun menenangkannya. Namun, gadis itu makin merintih kesakitan. Saat sampai di lantai 3, aku mencari kamar nomor 256… 245… 255… Bingo ! Aku menemukan kamar 256. Aku langsung masuk dan menidurkan gadis itu di tempat tidurnya.

“Argh~!! Sakiiit.. Oppa..!!!!!!!!!!” erang gadis itu.

AKu tidak tega melihatnya kesakitan begitu. Aku menekan tombol untuk memanggil dokter dan suster. Keduanya kutekan. Namun, gadis itu makin mengerang kesakitan. Seolah-olah aku bisa merasakan kesakitannya, aku memeluk gadis tersebut.

“Tenanglah sedikit… Sabar oke ? Sebentar lagi, dokter Hyukjae akan datang..” aku berusaha menenangkannya walaupun aku sendiri panic.

Tiba-tiba pintu dibuka, aku pun melepaskan pelukanku. Ternyata Hyukjae dan beberapa orang suster.

+++

Setelah situasi agak tenang, dokter Hyukjae memperkenalkan dirinya lagi.

“Aku Lee Hyukjae. Kau bisa memanggilku Eunhyuk. Kakak dari Lee Chunghee. Sejak 2 tahun lalu aku bekerja di sini sebagai dokter untuk Chunghee. Dan ayah kami sebenarnya adalah direktur rumah sakit ini.. Jadi kalau kau ingin menyerahkan berkas-berkas, serahkan saja padaku. Nanti akan kusampaikan…” jelas Hyukjae panjang lebar.

“Boleh aku tahu.. Sebenarnya penyakit apa yang di derita Chunghee ???” tanyaku.

“Penyakit jantung bawaan. Ibu kami meninggal karena penyakit tersebut. Sebenarnya aku juga punya kelainan jantung, namun tidak parah. Bahkan, sudah terbilang sembuh karena aku melakukan operasi jantung.” Jawab Hyukjae.

“Lalu, mengapa Chunghee tidak mau melakukan operasi tersebut ??” tanyaku.
“Ibu kami meninggal karena operasinya gagal..” jawab Hyukjae dengan sedih.
“Maafkan aku..”

[End of Flashback]

“Jagiya, apa kabar ?” tanyaku pada seorang gadis yang sedang duduk termenung memandang keluar jendela.
“Baik” jawab gadis itu dengan senyum manisnya.
“Waktunya pemeriksaan…” aku tersenyum padanya.

Ya, dialah Lee Chunghee. Kekasihku sekaligus pasienku. Selama 3 bulan aku menjadi dokter untuknya selain Eunhyuk, aku jatuh cinta padanya. Dan saat aku menyatakan perasaanku, ternyata perasaanku bersambut.

“Jagiya, berapa lama lagi aku akan hidup ?” tanya Chunghee.
“Masih lama, karena aku akan menyembuhkanmu..” jawabku optimis.
“Jagi..” panggilnya.
“Apa ??” sahutku.
“Aku takut..” rajuknya.
“Jangan khawatir, setelah kondisi fisikmu membaik.. Kamu akan di operasi !” jawabku riang.

Ia hanya tersenyum mendengar perkataanku.

End of Jaejoong’s POV

Chunghee’s POV

Aku adalah gadis yang paling beruntung, mempunyai kekasih sebaik Jaejoong. Namun, apa aku bisa membahagiakan dirinya ?? Selama ini yang ku perbuat hanyalah menyusahkan dirinya. Aku selalu membuatnya khawatir di saat penyakitku kambuh. Entah mengapa, aku merasa waktuku hampir habis.

[Flashback]

“Jaejoong-aaahhh~~!!!!” pekikku.
“CHunghee ?!! Ada apa ??!! Apa yang terjadi ?!!” tanya Jaejoong dengan panic.
“ARRGGHH !!! SAKIIT” erangku sambil memeluk diriku sendiri.
“Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan obat..” jawabnya.
“Jaejoong…” bisikku.
“Ini.. minumlah..” kata Jaejoong sambil menyodorkan obat.
“AAAAARRRRRRRGGGGHHH!!!!” erangku.

Aku serasa terbakar. Rasa nyeri menjalar di seluruh tubuhku. Perih. Namun, yang lebih menyakitkan adalah aku telah membuat Jaejoong khawatir. Jaejoong memelukku. Erat, sangat erat dan menangis. Oh Tuhan… Aku sangat jahat..

“Jae..joong.. ja..ngan me….nangis.. argh..” hiburku sambil menahan sakit.

Ia memasukan obatku ke dalam mulutnya lalu meminum air.

“Jae ??”

Ia menciumku. Perlahan, obat itu berpindah dari mulutnya ke mulutku. Aku terkejut. Setelah aku menelan obat tersebut ia menangis.

“Chunghee, jangan tinggalkan aku.. Kumohon… Aku mencintaimu !!” kata Jaejoong di sela tangisnya.
“Jaejoong…” aku mulai merasakan efek obat tersebut.
“Naddo saranghaeyo..” jawabku lirih lalu aku tertidur.

[end of Flashback]

Pagi itu, saat aku terbangun aku menadapati Jaejoong tertidur di sampingku sambil tersenyum. Tangannya memegang selembar kertas. Aku menarik kertas itu perlahan, aku membacanya. Ternyata itu adalah pemberitahuan mengenai operasiku. Aku menangis. Aku takut. Bagaimana jika gagal ?

Jaejoong terbangun dan melihatku menangis. Ia memelukku.

“Ada apa ??”  tanya Jaejoong.

Aku mengembalikan surat pemberitahuan yang tadi kuambil. Ia menatapku, sedih. Aku membuatmu sedih lagi kan ??

“Aku yakin operasi ini akan berhasil !” ujar Jaejoong optimis, seperti biasa.
“Kuharap begitu..” gumamku.
“Apa ?” tanya Jaejoong.
“Tidak, lupakan saja..” jawabku.

15 September, itu hari operasiku. Apakah akan gagal ?? Atau malah berhasil ?? Apa yang terjadi kalau gagal ?? Apa aku akan mati begitu saja ?? Jaejoong mengenggam erat tanganku sebelum aku masuk ke dalam ruang operasi. Tangannya berkeringat.

Aku memasuki ruangan operasi. Bau obat menusuk hidung. Oppa menyuntikkan obat bius. Bisa kurasakan, obat itu menyebar dengan cepat dalam tubuhku.

+++

“Chunghee-ah !!!” seru seseorang.

Dengan berat aku perlahan membuka mata. Apa aku telah mati ?? Aku melihat sosok ibuku tersenyum bahagia menyambutku. Apa aku benar-benar menyusul ibu ?? Namun, sosok ibu perlahan memudar. Seelum menghilang sepenuhnya, ibu memelukku. Hangat.

“Chunghee-ah !!!” seru sebuah suara lagi. Kali ini suara itu terdengar lebih berat.

Saat aku membuka mataku, aku dikelilingi ayah dan oppa. Operasinya berhasil ?? Mereka tersenyum bahagia. Bahkan beberapa suster menangis sambil memeluk satu sama lain.

“Engh…”
“Chunghee !!! Operasinya berhasil !!!” seru oppa sambil memelukku.
“Chunghee, sekarang kamu sembuh !!!” seru ayahku.
“Di mana Jaejoong..??” tanyaku.
“Hehehe, liat saja nanti, ia menyiapkan kejutan untukmu..” kata oppa.
“Jantungku kan masih lemah, babo !” jawabku sambil tertawa.
“Apapun itu, ayah menyetujuinya” kata ayahku.

Pintu dibuka. Itu Jaejoong.

“Jagiya, sekarang kamu sudah sembuh…” kata Jaejoong pelan.

Aku mengangguk senang.

“Marry me, Lee Chunghee !” kata Jaejoong sambil berlutut di samping tempat tidurku dan memberikan cincin kepadaku.

Aku terkejut. Senang. Aku menoleh ke arah oppa dan ayahku. Mereka tersenyum sambil mengangguk setuju.

“I do..”

+++

Hyukjae’s POV

Satu bulan setelah operasi adikku berjalan sukses. Namun, ia harus tinggal sementara disini untuk dipantau keadaan fisiknya pasca operasi. Nampak keanehan dari diagram kesehatan fisiknya. Bukannya meningkat malah menurun. Mengapa ini bisa terjadi ?? Apakah salah seorang suster salah mencatat ??

Aku mendiskusikan hal tersebut dengan dokter-dokter senior di rumah sakit ini. Namun, mereka hanya bisa menggeleng pasrah dan mengatakan batas hidup adikku hanya sampai tanggal 12 November. Tidak mungkin !! Mengapa 12 November ?!! Itu hari ulang tahunnya !! Mengapa ia harus pergi secepat itu ??!!

Air mataku tak bisa di bendung lagi. Dengan berat hati, aku memberitahukan hasil diskusi kami kepada ayahku dan Jaejoong. Mereka sama shock-nya denganku. Jaejoong mencoba menyangkal ini semua.

Jaejoong’s POV

Mengapa 12 November ?!!!! Ya Tuhan, jangan ambil dia di hari ulang tahunnya.. Aku menangis sejadi-jadinya di lorong rumah sakit. Mengapa ??!! Ia baru saja berjanji untuk menikah denganku. Aku membaca diagram kesehatannya sekali lagi. Air mataku terjatuh di lembar diagram tersebut.

Aku menghapus air mataku untuk sekian kalinya, namun air mataku terus menerus leleh. Dengan berat hati aku memasuki kamar Chunghee. Ia tersenyum padaku. Aku tidak tahan melihat senyum manisnya yang penuh kehidupan tersebut. Sulit dipercaya.

“Jagi, ada apa ? Mengapa kau menangis ??” tanya Chunghee dengan lembut.
“Tidak apa-apa. Aku menangis karena tiap hari kondisimu makin membaik.. Tangis bahagia” jawabku berat.
“Sungguh ??!” tanya Chunghee penuh harap.

Aku mengangguk dengan setengah hati.

“Wah.. Baguslah..” ujarnya lagi.
“Bulan depan ulang tahunmu…” bisikku.
“Kau sudah menyiapkan kado ?????” tanyanya antusias. Aku menjadi merasa bersalah.
“Mianhae-yo, jagiya..” aku meringis.
“Ohh, ga papa kan masih sebulan lagi…”

Satu bulan adalah putaran waktu yang sangat cepat, kau tahu itu ??

+++

“Jaejoong, ulang tahunku besok lusa !!! Apakah kau sudah membeli kado ??” tagih Chunghee.
“Mianhae-yo..  Aku bingung ingin memberimu apa..” jawabku dengan rasa bersalah.
“Ahh, tidak apa-apa..” jawabnya.
“Kau ingin apa ?? Aku akan berusaha memenuhinya” jawabku.

Ia memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya.

“Ayo kita ke pantai !” ajaknya penuh semangat.
“APA ?!! Tapi.. Tapi pasti akan sangat dingin di pantai..” tolakku.
“Gwencana-yo.. Lagipula diagram kesehatanku mulai meningkat dengan drastis kan ?? Aku juga merasa aku semakin sehat !!!” ujarnya penuh semangat.

Mata indahnya menatapku penuh harap. Aku terpaksa mengangguk. Lalu aku keluar dari kamarnya.

Ya Tuhan, ia mengajukan syarat yang paling berat untuk ku penuhi.. Apa yang harus kulakukan ?? Kumohon beri dia kelonggaran satu hari lagi, jangan bawa ia pergi di hari ulang tahunnya..

+++

Aku dan Chunghee pergi ke pantai. Aku menurunkan kursi roda dari mobilku. Perih rasanya. Namun, aku telah berjanji padanya. Saat ia ku tuntun untuk duduk di kursi roda ia menolak.

“Sudah lama aku tidak berlarian di pantai…” ujarnya.
“Tapi hari ini dingin sekali.. Ayolah, kumohon..” pintaku agar ia duduk di kursi roda.
“Jae.. Sekali ini saja ??” pintanya penuh harap.

Aku menghela nafas dengan berat. Aku pun mengangguk. Ia tersenyum senang. Ia berlarian di pantai. Namun, aku khawatir.. Bagaimana jika ia terjatuh tiba-tiba ??

“Jagiya, hati-hatii~~!!!” teriakku dari kejauhan.

Ia pun menghampiriku dan mengecupku.

“Ini kencan pertama kita di luar rumah sakit ! Aku sangat senang !!!” teriaknya, seolah-olah ingin membagi kebahagiannya kepada dunia.

Aku tersenyum. Ia benar, ini kencan pertama kami di luar rumah sakit. Karena selama ini kita hanya kencan di rumah sakit. Jika tidak di taman rumah sakit yaa.. Di cafeteria rumah sakit.

“Bagaimana jika malam ini kita menginap di hotel itu ??” kataku sambil menunjuk hotel yang tidak jauh dari lokasi kami.

Wajah Chunghee merona dan menatapku heran.

“Bukan !! Jangan berpikiran yang tidak-tidak, maksudku.. Agar besok kita bisa bermain di sini lagi..” ujarku.
“Ohh… Ayo !!!” Chunghee menerima ajakanku tersebut.

Kami menikmati sisa hari ini dengan minum teh di café hotel tersebut. AKu merasa sedih, karena hari ini akan berakhir begitu saja. Kami mengobrol mengenai banyak hal, tentang rencana pernikahan kami nanti, jumlah anak kami nanti, busana pernikahan dan tempat untuk menghabiskan bulan madu kami. hatiku teriris-iris mendengar celotehannya mengenai masa depan.

Tak terasa sudah jam 23.30 malam, kami pun check in dan masuk ke dalam kamar hotel, ia mengganti pakaiannya di kamar mandi sementara aku menonton televisi. Saat ia keluar dari kamar manid, ia langsung berbaring di sampingku.

“Kau yakin tidak ingin melakukannya ?” tanyanya polos.
“Apa ?!! Aku tidak ingin melakukannya sampai kita menikah..” jawabku, malu..
“Aku bercanda..”

Ia terdiam menatapku dengan pandangan kosong. Ia menarik tanganku agar melingkar di pinggangnya.

“Seandainya aku meninggal sekarang, aku ingin meninggal dalam pelukanmu..” bisiknya lirih.
“Bicara apa kau ?? Kau sudah sembuh !!” jawabku optimis.
“Jae, aku teringat masa lalu, saat kau menyatakan perasaanmu, ciuman pertama kita, kencan pertama kita.. Saat kau memelukku dengan hangat disaat penyakitku kambuh..” suaranya makin kecil.

Aku melirik jam, 23.45.

“Jangan bicara seperti itu..” bisikku sambil mencium rambutnya.
“Apa kau masih ingat semua itu ??”
“Tentu…” aku menahan air mataku agar tidak membanjir keluar.
“Jae.. Hari ini aku merasa sangat senang. Sangat senang. Saking senangnya aku lupa akan rasa sakitku”
“Chunghee..” aku menggigit bibirku.
“Jae, jika aku meninggalkanmu sekarang.. Aku akan pergi dengan bahagia..”
“Stop !!!” tegurku.

Aku melirik jam lagi, 00.00. ia terdiam.

“Chunghee ??” panggilku. Namun tidak  ada jawaban.
“Kau tertidur ??” tanyaku lagi.
“Hampir saja aku tertidur..” jawabnya pelan.
“Aku bahagia… Bisa bertemu denganmu..” ujar Chunghee lagi.
“Chunghee !! Jangan bicara seperti itu !!!!!!!!!”
“Jae, aku ingin meninggalkan dunia ini saat aku berada di dalam pelukanmu yang hangat. Sehingga aku tetap merasakan kehangatan itu selamanya…”

00.05 hari telah berganti. Seenak aku merasa senang… Para dokter itu salah..

“Jae, aku terlalu senang sampai-sampai aku merasa lelah…”
“Chunghee, ayo tidur…”
“Jangan lepaskan pelukanmu ya ?”
“Iya, aku janji !!!!!” aku mempererat pelukanku.
“Bagus.. Sekarang, tutup matamu.. Ayo kita bertemu dalam mimpi !!”
“Ayo…”

+++

Sesaat setelah aku memejamkan mataku, aku tidak merasakan ada nafas yang hangat di sekitar Chunghee. Aku juga merasakan bahwa suhu tubuhnya lebih dingin dari suhu manusia yang masih hidup.

“CHUNGHEE ?!!!” aku meneriakkan namanya.
“Jangan teriak, babo.. Aku berusaha untuk tidur..” bisiknya.

Untuk sesaat aku merasa lega.

“Jaejoong, Kim Jaejoong, aku Lee Chunghee mencintaimu selamanya…” ujar Chunghee.

Setelah itu nafas hangatnya terhenti. Tubuhnya membeku. Aku mengguncangkan tubuhnya agar ia terbangun. Aku mengecup bibirnya. Dingin. Pucat.

“Chunghee, Lee Chunghee, aku Kim Jaejoong mencintaimu selamanya..” ujarku sambil menahan tangis.

Tuhan mengabulkan permintaanku, ia member Chunghee kelonggaran 1 hari. Seharusnya ia pergi pada tanggal 12 November, namun, ia pergi pada tanggal 13 November. Aku menangis sekencang-kencangnya. Memeluk tubuhnya yang sudah membeku itu. Aku menangis semalaman penuh hingga air mataku serasa kering.

“Saranghaeyo youngwonhi……….”

+++

Bunga krisan putih. Orang-orang berbusana seba hitam. Air mata yang tumpah. Pundak bergetar.

Aku menatap kosong pada sebuah batu nisan. Aku sudah tidak bisa menangis lagi. Kata-katanya semalam masih terngiang-ngiang dalam kepalaku..

“Seandainya aku meninggal sekarang, aku ingin meninggal dalam pelukanmu..”
“Jae, aku ingin meninggalkan dunia ini saat aku berada di dalam pelukanmu yang hangat. Sehingga aku tetap merasakan kehangatan itu selamanya…”
“Jaejoong, Kim Jaejoong, aku Lee Chunghee mencintaimu selamanya…”

Eunhyuk berusaha menghiburku walaupun dirnya sendiri tenggelam dalam kesedihan yang sangat dalam.

Saat semua orang mulai meninggalkan makam itu, aku tetap tinggal untuk menemaninya. Aku ingin menyusulnya. Aku ingin melihat senyumnya lagi. Seketika itu aku melihat mobilku. Aku masuk kedalam mobilku. Melajukan mobilku hingga batas kecepatan tertinggi. Setelah itu, aku tak menyadari apa-apa.

+++

Segalanya berwarna putih menyilaukan. Aku melihat senyumnya lagi. Ia mengulurkan tangannya untuk menyambutku.

“Jagiya..” panggilku

~end~

p.S : Wandaaa, FF request-mu udah selesaai ! Cuma masih dalam proses pengeditan .. hehe .. sabar y.. – –

My Lovely Noona

14 Mei

happy reading, another fiction by me .. [xoxo, Red]

Namaku Kang Daesung. Dua bulan yang lalu baru saja menjadi anak SMA. Ini bulan ketiga aku menjadi siswa SMA. Kehidupan SMA-ku ya biasa saja.. Teman-teman yang ceria, pacar yang manis.. Ahh.. Aku jadi teringat, tentang pacarku.

Ia adalah seorang sunbae. Banyak temanku yang berpikir berpacaran dengan sunbae adalah hal yang hebat. Menurutku sih biasa saja..

Begini ceritanya.. Dulu setelah upacara penerimaan siswa baru, aku di gencet oleh anak kelas 3. Anak-anak kelas 3 itu mengerikan sekali. Aku kalah jumlah, karena mereka berlima, sedangkan aku ?? Sendirian.. Badan mereka jauh lebih besar di bandingkan denganku+tampang yang sangar.

“Eh, kau anak kelas 1 kan ??” tanya salah seorang dari mereka. Sepertinya dia adalah leadernya.
“I..iya, sunbae..” jawabku gugup dan sesopan mungkin.
“Wah, sepertinya ini anak baik-baik..” kata salah seorang dari mereka.
“Jadi.. mau diapain nih anak kecil ??”

Leader mereka menatapku dan tersenyum menyeringai. Aku sangat takut melihatnya. Aku menelan liurku sambil berdoa agar mereka tidak melakukan hal yang buruk kepadaku.

“Hey, anak kecil ini ketakutan.. Lihat, wajahnya” kata leader tersebut.
“HEY !!! SEDANG APA KALIAN ?!” teriak seseorang. Dari suaranya, sepertinya seorang gadis.

Ternyata memang benar seorang gadis. Gadis tersebut kalah besar*ya iyalah*dari mereka. Rambut gadis itu panjang bergelombang dan dikuncir satu kesamping.

“Ah, kamu juga adik kelas kan ?? Berani juga kau gadis kecil..” kata leadernya.

Apa ?? Dia juga adik kelas ?!! Habislah kita berdua.

“Iya, aku memang adik kelas, sunbae. Tapi aku tidak suka senioritas !” jawab gadis itu tegas

Seseorang pun membisikkan sesuatu kepada leader tersebut.

“Oh, jadi kau yang bernama Lee Hyun Ae ??” tanya leader tersebut.
“Iya ! Memang kenapa ???” tantang gadis tersebut.

Leader kelompok sunbae itu akan menaghampiri Hyun Ae dan sepertinya mereka akan melakukan suatu hal yang buruk kepada Hyun Ae. DUAK !! BRUK. Aku menutup mata karena tidak ingin melihat apa yang terjadi.

“Hah ?? Ampuun~!!!” teriak kelompok sunbae itu. Aku pun membuka mataku.

Ternyata leader kelompok tersebut ambruk. Ternyata gadis itu jago hapkido. Aku menatap gadis itu dan berkata “Terima kasih”

“Sama-sama, kau anak kelas 1 ya ??” ujar gadis itu sambil tersenyum manis.
“I..iya..” jawabku.
“Oh ya ! Kenalkan, aku Lee Hyun Ae !” kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya.
“Kang Daesung imnida” kataku sambil menyambut uluran tangannya.
“Daesung-sshi kelas 1 apa ??” tanya Hyun Ae.
“1-4, Hyun Ae-sshi sendiri ??” tanyaku.
“Aku 2-1” jawabnya riang.
“Mianhae, sunbae. Aku tidak tahu kalau Hyun Ae-sshi adalah sunbae” jawabku.
“Aish, jangan terlalu formal begitu..” kata Hyun Ae.

Sejak saat itu aku dekat dengan Hyun Ae-noona. Ia menyelamatkanku dari sunbae-sunbae yang kejam.. eits.. Ga terbalik yah ?? Hmm.. Aku sebenarnya tidak ingin mengakuinya, tapi aku ini tergolong pemalu dan penakut..

Hyun Ae-noona adalah seorang sunbae yang terkenal di antara anak kelas 1. Karena keramahannya, dia selalu ceria dan tidak sok senior seperti sunbae lainnya. Setelah 1 bulan mengenalnya, aku menyatakan perasaanku kepadanya, dan ternyata ia memendam perasaan yang sama.

Sekarang sudah 1 bulan aku berpacaran dengannya. Seperti yang kukatakan tadi, banyak teman-temanku yang mengatakan aku ini hebat karena memacari seorang sunbae.

“Hey, kamu tahan ya pacaran dengan Hyun Ae-noona” kata Taeyang tiba-tiba.
“Iya, kuat juga kamu..” kata Seungri.
“Emang kenapa ??” tanyaku, polos.
“Daesung, kan waktu di SMP kamu pernah bilang, kalo kamu suka cewe yang kalem..” kata JiYong.
“Lalu ??”
“Memang Hyun Ae-noona adalah yeoja yang kalem ?” tanya Taeyang.
“Kalian ini ga ngedukung aku ya ?!!” kupingku mulai panas mendengar celotehan mereka.
“Bukan gitu.. Tapi Hyun Ae-noona sepertinya tidak serius denganmu..” kata Seungri.
“Kenapa kau bilang begitu ?!”
“Karena saat kalian berduaan kalian tidak terlihat seperti orang pacaran” jelas JiYong [G-Dragon].

Aku langsung meninggalkan mereka bertiga bergosip ria sampai puas. Kalau dipikir-pikir mereka ada benarnya sih.. Aku pas SMP pernah bilang suka sama cewe kalem. Tapi, Hyun Ae-noona jauh dari kata kalem. Hyun Ae-noona adalah gadis yang tomboy, ceria dan hiperaktif. Tapi aku tetap mencintainya. Aku terus-terusan memikirkan hal tersebut hingga aku menabrak seseorang dan aku pun terjatuh.

“Mi.. Mianhae..” kataku.
“Daesung !” kata orang yang kutabrak.

Ternyata ia adalah Hyun Ae-noona.

“Noona, mianhae.. Tadi aku..”
“Ga apa, aku yang minta maaf, aku menabrakmu hingga kau terjatuh !” kata Hyun Ae-noona sambil tersenyum manis.
“Noona mau kemana ??” tanyaku.
“Ehm, nyariin kamu !” kata Hyun Ae-noona. AKu tersipu mendengarnya.

“Noona, ke kantin yuk !” ajakku.
“Ayo !” kata Hyun Ae-noona sambil menarik tanganku.

Kami berdua berjalan melewati koridor anak kelas 2. Aku menjadi risih karena aku adalah anak kelas 1. Dan biasanya tidak ada anak kelas 1 yang berani melewati koridor anak kelas 2. Itu semua karena senioritas. Aku melihat beberapa siswi kelas 2 berbisik-bisik melihat kami. Aku melirik ke Hyun Ae-noona, wajahnya tampak ceria dan tidak mempedulikan cibiran dan lirikan mata yang tajam menusuk ke arahnya. Saat kusadari, ternyata Hyun Ae-noona lebih tinggi dari aku 2cm !!

“Noona tinggi sekali ya..” ujarku memulai pembicaraan.
“Hahaha, Daesung, kamu bisa kok lebih tinggi dari aku !” katanya sambil tersenyum.
“Noona sering main basket ya ??” tanyaku.
“Ga terlalu kok !” jawab Hyun Ae-noona dengan riang, seperti biasa.
“Kaya mana caranya supaya aku lebih tinggi dari noona ?” tanyaku polos.
“Hmm.. Aku ga tau, Daesung.. Yah.. Ga papalah, aku ga masalah dengan tinggi badan Daesung kok, lagian Daesung kan masih kelas 1, sedangkan aku sudah kelas 2.. Wajarlah..” jawab Hyun Ae dengan tenang.
“Noona ?” panggilku.
“Ne, ada apa, Daesung ??” sahut Hyun Ae.
“Saranghaeyo..”

Hyun Ae-noona diam mendengar perkataanku. Saat aku melirik ke arahnya, pipinya merona. Akhirnya kami berdua makan di kantin dengan teman-temanku yang lainnya.

Suatu hari…

“Wah, kau sudah berapa lama pacaran dengan Hyun Ae-noona ??” tanya Taeyang.
“Hampir dua bulan..” jawabku seadanya.
“Kau aneh ya ! Betah pacaran dengan Hyun Ae-noona..” kata Seungri.
“Memang kenapa ??” tanyaku.
“Karena mantan-mantan Hyun Ae-noona tidak betah pacaran dengan Hyun Ae-noona, karena Hyun Ae-noona terlalu santai dan kurang memperhatikan penampilannya sebagai perempuan..” kata JiYong.
“Hyun Ae-noona selalu berpenampilan bersih kok !” bantahku
“Yee, siapa yang bilang dia jorok coba ??” kata JiYong.
“Maksudnya JiYong, Hyun Ae-noona terlalu tomboy. Banyak mantannya yang merasa ragu jika mengenalkan Hyun Ae-noona kepada teman-temannya” jelas Taeyang.
“Tapi kalian dekat dengan noona juga kan ?!!”
“Iya sih..” kata Seungri.
“Aku mencintai Hyun Ae-noona apa adanya !!!!!” bentakku kepada mereka lalu aku pergi keluar kelas.

Aku melangkah menuju atap sekolah. Tempat yang hening dan selalu kukunjungi jika aku sedang sedih dan bimbang. Saat kubuka pintu menuju atap, aku melihat Hyun Ae-noona. Apa yang sedang ia lakukan ?? Aku mendekati Hyun Ae yang sedang duduk. Saat aku melihat wajahnya, ternyata ia tertidur. Aku tersenyum kecil melihatnya tertidur. Apa yang sedang ia mimpikan ?? Apakah ia sedang memimpikan aku ?? Hehehe…

Aku menatap ke langit yang biru, memikirkan kata-kata JiYong tadi. Tapi aku tidak ragu tuh ! Bahkan Jaejoong-hyung sudah mengetahui mengenai Hyun Ae dan ia oke-oke saja. Beberapa saat kemudian aku melihat Hyun Ae-noona terbangun dari mimpinya.

“Noona sudah bangun ?” tanyaku pelan.
“Hm ? Daesung ?? Kau tadi melihat aku yang sedang tidur ??” tanya Hyun Ae dengan keberadaan di antara mimpi dan reality.
“Iya, noona. Noona terlihat manis sekali..” candaku.
“Hyaaa~~!!! Jangan berkata seperti itu, Daesung !!!” ujar Hyun Ae sambil menutup wajahnya.

Aku tertawa melihat reaksinya.

“Noona ??” panggilku.
“Iya ??” jawabnya, namun ia tidak berani menatapku.
“Noona terlihat sangat cantik bila rambut noona di urai..” bisikku.

Aku melihat senyum kecil terukir di wajahnya.

“Kau ingin aku merubah penampilan ??” tanya Hyun Ae.
“Tidak.. Aku hanya membayangkan rambut noona yang bergelombang dan berwarna hitam akan terlihat sangat indah jika terbebas dari ikatannya..” jawabku.
“Daesung.. Kau ingin lihat ?? Oke, tunggu saja besok” kata Hyun Ae sambil meninggalkanku sendiri di atap sekolah.

+++

“Hey !! Ada seorang siswi baru lho !!!!” teriak Eunhyuk dari luar kelas.
“Siapa ?? Kau sudah melihatnya ??” kata Changmin.
“SUDAH !! Siswi yang super cantik !” kata Eunhyuk.

Para siswa dikelasku langsung antusias mendengar kata-kata ‘SUDAH !! Siswi yang super cantik !’.

“EH !! DIA KESINI, DIA KESINI !!!!” teriak Eunhyuk.

Seorang siswi menengok ke dalam kelasku. Wah, iya.. Dia adalah siswi yang super cantik. Rambutnya yang hitam dan bergelombang terurai dan beberapa helai rambutnya membingkai wajah manisnya.

“Ini kelasnya Daesung bukan ?” tanya siswi itu.
“Wah, nyari Daesung yah ?? Daesung ! Ada yang nyari kamu !!!” teriak JiYong.

Aku pun menghampiri JiYong dan siswi tersebut. Ia tersenyum manis melihatku. Ah, senyum manis itu familiar sekali.

“Maaf, kau siapa ya ???” tanyaku.
“Daesung, ini aku.. Hyun Ae…”
“APA ?!!!!!! HYUN AE-NOONA ?!!!” teriak seluruh anak laki-laki di kelasku.
“Noo.. Noona??” tanyaku sambil membelalakan mataku.

Aku berjalan ke kantin melalui koridor anak kelas 1. Banyak mata para siswa maupun siswi mengikuti langkah kami berdua. Beberapa dari mereka berbisik-bisik. Ah, membuatku risih sekali.

“Hyun..” bisikku.
“Iya, Daesung ??” jawab Hyun Ae-noona dengan lembut.

Aku berdebar mendengar suaranya yang lembut. Baru pertama kali aku mendengar Hyun Ae menjawabku dengan suara selembut itu, biasanya ia memanggilku dengan ceria, berbicara dengan ceria dan bebas..

“Daesung ? Ada apa ??” tanya Hyun Ae lagi.
“ehm.. Tidak.. Lupakan saja…” jawabku.

+seminggu setelah perubahan Hyun Ae+

Aku cemburu. Aku mulai sering melihat ia berjalan dengan laki-laki lain. Memang sih, biasa juga seperti itu. Tapi kali ini beda.. Mereka yang biasa pukul-pukulan dan tendang-tendangan, menjadi damai sejahtera. Yang tidak berubah hanyalah perlakuan Junho-hyung dan Chansung-hyung. Mereka tetap saling pukul dan tendang.

“Noona sekarang sering jalan dengan teman-teman noona yah ?” tanyaku pada suatu hari.
“Daesung cemburu ya ?” canda Hyun Ae. Aku cemberut mendengar pertanyaannya.
“Daesung, jangan ngambek dong.. Aku hanya bercanda”
“Iya, noona.. Aku ke toilet dulu ya ??”
“Iya..”

Dalam perjalanan menuju toilet, aku melihat seorang laki-laki sedang berkutat di depan loker Hyun. Saat aku meneliti sosok tersebut, ternyata itu Seungri !! Ia memasukkan sesuatu ke dalam loker Hyun. Aku berusaha untuk tidak memikirkannya. Saat aku keluar dari toilet dan melewati loker Hyun, aku melihat Lee Donghae pujaan para siswi karena kemampuan vocal dan dancenya berdiri di depan loker Hyun dan memasukkan sesuatu. Entah apa sesuatu itu..

Saat aku kembali ke atap aku melihat Hyun Ae-noona dengan seorang lelaki.. Tunggu dia juga anak kelas 1.. Ah, aku ingat.. Lee Jinki ??? Apa yang sedang ia lakukan dengan noona ?!! Sesuatu terasa membakar di dalam dadaku. Aku mencoba menahan rasa panas di dalam dadaku. Beberapa saat kemudian, Jinki pergi dengan langkah gontai dan meninggalkan atap.

“Noona, tadi Jinki kenapa ??”tanyaku.
“Ah, tidak perlu dipikirkan… Daesung, balik ke dalam sekolah yuk!” ajak Hyun Ae.
“Ayo !” kataku sambil menggandeng tangannya.

Aku menemani Hyun Ae sampai ia selesai piket hari ini. Saat dia membuka lokernya kertas-kertas langsung menghambur keluar. Kebanyakkan kertas itu berwarna biru, pink dan putih.. Warna kesukaan Hyun Ae.

“Noona, apa ini semua ??” tanyaku polos.
“Ahh, Daesung, ternyata kau masih sangat polos..” desah Hyun Ae sambil menampakkan wajah sedih.

Ada apa dengan Hyun Ae-noona ?? Mengapa ia terlihat sangat sedih saat aku bertanya tumpukan kertas itu apa ?? Memangnya tumpukan kertas itu apa sih ?? Aku tidak pernah memberi noona yang seperti itu.. Malamnya aku menceritakan perihal Hyun Ae kepada kakak laki-lakiku yang sudah kuliah. Mendengar ceritaku, kakakku malah tertawa.

“Hyung ?? Kok ketawa ?!! Payah ah !!” protesku.
“Daesung, kamu polos banget jadi anak.. Dasar anak kecil !!” ejek hyung.
“Apa sih, hyung ??!” bentakku.
“Hmm.. Kertas-kertas itu surat cinta, babo” kata Hyung.
“Tapi kenapa ?? Padahal mereka kan tau Hyun-noona adalah yeojachingu-ku..” rajukku.
“Disinilah cinta kalian diuji..” kata Hyung sambil tersenyum penuh misteri.

Susah deh, hyung selalu saja bertele-tele kalo ngajarin aku soal pacaran. Kalau kupikirkan sekali lagi, hyung juga sering menerima surat cinta, padahal sudah punya Minzy-noonaanehnya, Minzy tidak pernah cemburu dan Hyung tidak pernah cemburu walaupu aku sering dekat-dekat Minzy-noona.

+esok+

Kata-kata Hyung masih berkeliaran di dalam kepalaku.. ‘Disinilah cinta kalian diuji..’. Saat aku akan mengambil bolpoin yang ada di lokerku, Hyun-noona menyapaku dengan lembut.

“Annyeong, Daesung..”
“Noona..”
“Kau terlihat lesu, kenapa ?? Kau sakit ya ?” tanya Hyun Ae dengan wajah innocentnya.
“Tidak, noona.. Kemaren hyung mengusiliku..” jawabku.
“Oh, begitu.. Daesung..” panggil Hyun Ae.

Aku pun menoleh. Cup. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Spontan, wajahku memanas. Bukan hanya wajahku, tapi seluruh tubuhku memanas.

“Noona ??” aku menatapnya penuh tanda tanya. Hyun Ae hanya tersenyum malu memandangku.

Kenapa tiba-tiba Hyun Ae-noona menjadi girly gini ??? Aku langsung mengingat-ingat perkataanku belakangan ini.. Aku teringat dengan perkataanku satu minggu yang lalu di atap sekolah.

[flashback]

“Noona terlihat sangat cantik bila rambut noona di urai..” bisikku.

Aku melihat senyum kecil terukir di wajahnya.

“Kau ingin aku merubah penampilan ??” tanya Hyun Ae.
“Tidak.. Aku hanya membayangkan rambut noona yang bergelombang dan berwarna hitam akan terlihat sangat indah jika terbebas dari ikatannya..” jawabku.
“Daesung.. Kau ingin lihat ?? Oke, tunggu saja besok” kata Hyun Ae sambil meninggalkanku sendiri di atap sekolah.

[flashback~end]

Apa karena perkataanku yang waktu itu ya ?!! TIDAAAKK !!!! aku telah memaksa Hyun Ae untuk berubah, egois sekali aku !!

+++

“Junho-sunbae, apa yang menyebabkan Hyun Ae-noona berubah sejauh ini ??” tanyaku cemas kepada Junho yang sedang makan dengan damai.
“Hmm.. Kenapa ya ?? Tanya saja pada Chansung, mungkin Chansung tau..” jawab Junho-hyung.
“Terima kasih..” jawabku. Aku langsung meninggalkan Junho dan mencari Chansung.

“Chansung-sunbae..” panggilku ragu.
“Ah, kau ! Mencari Hyun ya ??” tanya Junho.
“Ehm, iya juga sih.. Tapi aku ingin bertanya suatu hal kepada sunbae..” jawabku ragu-ragu.
“Hmm.. Hari ini Hyun ga masuk. Sakit, katanya..” jawab Junho.
“Chansung-sunbae.. Apakah sunbae tau mengapa Hyun-noona berubah menjadi seperti sekarang ??” tanyaku.

Raut wajah Chansung langsung berubah mendengar pertanyaan tersebut. Setelah diam sebentar, ia tersenyum penuh misteri..

“Maaf, Daesung, aku sudah janji pada Hyun untuk tidak memberitahukan kepadamu. Kau tanya pada Junho ia juga tidak akan memberitahukanmu.. Karena kami berdua sudah janji kepada Hyun” jawab Chansung.

Aku menghela nafas. Nasib.. Aku di tipu oleh sahabat pacarku..

+beberapa hari kemudian+

“Noona !!!” panggilku.
“Daesung..” sahut Hyun Ae.
“Noona sakit apa ??” tanyaku.
“Flu ringan..” jawab Hyun.

“Apakah noona senang dengan penampilan baru noona ?” tanyaku. Namun, ia terdiam.
“Daesung, aku…”

KRIING KRIING KRIING. Bel tanda masuk berbunyi. Aish, padahal aku belum tahu jawabannya. Selama istirahat aku tidak menemukan Hyun di manapun. Apa ia sengaja sembunyi ?? Sepulang sekolah, aku melihat Hyun Ae-noona di belakang sekolah tapi.. Ia bersama orang lain.. Seorang namja !

“Maaf, aku.. Aku sudah mempunyai pacar..” kata Hyun.
“Tapi, aku menyukaimu HYUN AE !!!” teriak laki-laki itu.
“Maaf !!! Kumohon, jangan menungguku lagi, kau akan sakit hati..” kata Hyun.

Laki-laki itu malah mendorong Hyun Ae hingga jatuh dan memojokkan Hyun Ae. Aku merasa sangat marah. Aku pun menghampiri mereka berdua dan menonjok laki-laki yang berani memojokkan Hyun Ae. Laki-laki itu menatapku marah dan mengumpulkan kekuatannya untuk menonjokku balik. Aku menutup mataku.

DUAKK. Sepertinya wajahku kena tonjok laki-laki itu. Tapi mengapa tidak sakit ya ?? Apa aku pingsan di tempat ?? Saat aku membuka mataku, aku melihat Hyun Ae-noona dengan sorot mata yang tajam dan tangannya di kepal dan berdiri di depanku.

“Hyun.. Hyun Ae ??” lirih laki-laki itu sambil memegangi wajahnya.
“Mianhae.. Mianhae..” ujar Hyun Ae setelah menyadari apa yang ia lakukan.
“Ternyata kau masih seperti dulu !” seru laki-laki itu sambil menghapus darah yang mengalir dari bibirnya.
“Mianhae..” kata Hyun Ae sambil menarik nafas dalam-dalam.
“Hyun Ae !! Ayo pergi !!!” tanpa sadar aku memanggilnya tanpa embel-embel noona.

Aku menarik tangan Hyun Ae untuk pergi meninggalkan laki-laki itu sendiri.

“Hey, mau kemana kau ?!” tanya laki-laki itu. Aku tidak menggubris pertanyaan tersebut.
“Hey, aku berbicara padamu, Kang Daesung..” tantang laki-laki itu. Aku tetap diam.
“Ingat ini ya, Daesung.. Suatu hari aku akan merebut Hyun Ae darimu!!” seru laki-laki itu.

Mendengar ocehannya, kupingku memanas dan aku meneriakkan isi hatiku kepadanya.

“Hyun Ae adalah milikku !!! Dan kau tidak akan bisa merebutnya dari ku !!!!!!” teriakku.

+++

“Noona, mianhae..” bisikku.
“Kenapa ??” tanya Hyun Ae.
“Aku tidak bisa melindungimu, yang kulakukan hanya bersembunyi di belakangmu.. Dan kau selalu berdiri di depanku, melindungiku.. Sedangkan aku..” ujarku.
“Tadi kau memanggilku tanpa embel-embel ‘noona’ dan kau mengatakan hal termanis yang pernah kudengar..” kata Hyun Ae. Tangannya membelai rambutku.
“Noona, mengapa noona berubah ?? Apa karena aku ??” tanyaku.
“Daesung.. Aku..” jawab Hyun Ae, dengan ragu dan takut.
“Noona ! Aku mencintai noona apa adanya.. Aku tidak keberatan noona itu tomboy.. Pokoknya aku mencintai noona !” kataku sambil menggenggam tangan dan menatap lurus ke matanya.
“Daesung, aku tidak mau kau meninggalkanku.. Karena itu..” jawab Hyun Ae. Wajahnya tertunduk.
“Karena apa ??” tanyaku.
“Aku pernah dengar kalau kau itu suka yeoja yang feminine dan kalem. Kau juga bilang kalau aku terlihat cantik saat rambuku di urai kan ??” jawab Hyun Ae. Matanya berkaca-kaca.
“Noona..”
“Daesung ! Aku sangat mencintaimu !! Aku tidak ingin kau meninggalkanku, karena itu aku berubah.. Feminine dan kalem..” kata Hyun Ae. Aku mulai mendengar suara isak tangis yang di telan.
“Noona ! Aku mencintaimu apa adanya.. Noona, jadilah dirimu yang dulu..” pintaku.
“Daesung..”
“Karena aku sangat cemburu melihatmu dengan laki-laki lain. Aku cemburu pada semua laki-laki yang mengirimimu surat cinta. Aku cemburu saat kau di tembak Jinki.. Aku..” ujarku panjang lebar.
“Ssst.. Aku ngerti Daesung..”
“Mianhae…” bisikku.

+esok+

Sekarang aku mengerti apa maksud hyung beberapa hari yang lalu.. Percaya, itulah yang membuat mereka tetap bersama.

“Noona !!” panggilku ceria saat menemukan sosok yang kucari.
“Daesung~!” jawab suara itu ceria, tidak lemah lembut seperti kemarin.

–end—

p.S : ak pernah buat versi SuJu-nya .. sekarang nyoba bikin versi Big Bang .. hehe ..
P.s.S : Junho dan Chansung yang saya maksud disini adalah member 2PM sedangkan Changmin adalah member TVXQ dan Eunhyuk member SuJu XD
p.S.s.S : kalo feel-nya gak ngena maaf ya ! Aku milih Daesung karena dia emang paling pemalu sih ! hehehehe .. sebenernya pengen bikin versi TVXQ .. tapi .. rasanya di TVXQ gk ada yang pmalu adanya malu-maluin .. hehehe *dikemplang TVXQ oppadeul*
P.s.S.s.S : Lee Jinki itu Onew SHINee 😀
p.S.s.S.s.S : komen diharapkan *dikemplang reader banyak bacot*

t*h*a*n*k*s !!